yuk kenalan pinout GPIO Arduino Uno

Diagram pinout Arduino UNO memperlihatkan susunan pin dan konektor pada papan Arduino UNO R3. Setiap pin diberi label (misalnya D0–D13 untuk pin digital, A0–A5 untuk pin analog) beserta fungsi atau grupnya (seperti power, ground, PWM, I2C, SPI, dll). Arduino UNO adalah papan mikrokontroler populer yang memiliki 14 pin digital (6 di antaranya mendukung PWM), 6 pin analog, koneksi USB, jack daya, header ICSP, dan tombol reset. Dengan memahami diagram pinout, pemula bisa tahu letak dan fungsi setiap pin untuk menghubungkan LED, sensor, atau modul lainnya dengan benar. Berikut penjelasan bagian penting diagram pinout UNO dan cara membacanya.

PIN OUT ARDUINO

Port Daya dan Pin Ground (Power & GND)

  • Jack DC (Barrel Jack) dan Pin VIN: Port ini digunakan untuk memasok daya ke Arduino. Voltase yang disarankan adalah 7–12 V (bekerja hingga ~20V, tapi regulator lebih panas di atas 12V). Pin VIN berada di dekat pin 5V dan juga menerima 7–12 V dari sumber eksternal.
  • 5V dan 3.3V: Pin ini adalah output regulator onboard yang menghasilkan tegangan tetap 5V dan 3.3V. Pin 5V biasanya digunakan untuk memberi daya sensor atau modul yang memerlukan 5V, sedangkan pin 3V3 menyediakan 3.3V (misal untuk modul WiFi). Tegangan ini sudah terregulasi oleh rangkaian di board.
  • GND (Ground): Arduino memiliki beberapa pin GND yang saling terhubung. Pin GND berfungsi sebagai jalur kembali (ground) untuk sirkuit. Selalu sambungkan ground komponen eksternal ke pin GND Arduino agar rangkaian elektronik berfungsi dengan benar
  • Pin RESET: Pin ini (juga ada tombol RESET di board) berfungsi mereset mikrokontroler ketika terhubung ke ground sesaat. Perangkat eksternal atau Arduino IDE dapat mereset board dengan mengaktifkan pin ini.
  • Pin IOREF: Pada Arduino UNO R3 terdapat pin IOREF yang menyediakan referensi tegangan logika (5V) agar shield/modul mengetahui level logika yang digunakan board

Pin Digital (Input/Output)

Arduino UNO memiliki 14 pin digital bernomor D0 sampai D13. Pin-pin ini dapat dikonfigurasi sebagai input (membaca sinyal 0/5V) atau output (mengeluarkan sinyal HIGH/LOW 5V) Contohnya:

  • Pin D0 (RX) dan D1 (TX): Digunakan untuk komunikasi serial (UART) dengan komputer atau modul serial. Pin D0 menerima data (RX) dan D1 mengirim data (TX)
  • LED Bawaan (Built-in LED) di Pin D13: Pin D13 terhubung ke LED on-board. Anda bisa menyalakan LED ini dengan

digitalWrite(13, HIGH), cocok untuk mencoba program Blink tanpa komponen tambahan

  • Tegangan Tinggi/Rendah: Jika pin diset sebagai output, HIGH berarti ~5V, LOW berarti 0V. Jika diset input, pin membaca tegangan antara 0–5V dan mengubahnya ke logika 0 atau 1.
  • Batas Arus: Setiap pin digital dapat memberikan atau menerima maksimal ~40 mA, tetapi batas aman rekomendasi sekitar 20 mA saja. Jangan beri beban melebihi nilai ini untuk mencegah kerusakan.

Pin PWM (Pulse Width Modulation)

Beberapa pin digital pada Arduino UNO mendukung PWM (tanda ~ pada board), yaitu sinyal digital yang dapat menghasilkan efek seperti output analog. Pin PWM di UNO adalah D3, D5, D6, D9, D10, dan D11.

Dengan menggunakan fungsi analogWrite(pin, nilai), Arduino menghasilkan gelombang kotak pulsa dengan frekuensi ~500 Hz dan lebar pulsa sesuai nilai (0–255). Contohnya, analogWrite(9, 128) mengatur duty cycle ~50% di pin 9, yang bisa digunakan untuk mengatur kecerahan LED atau kecepatan motor secara halus.

Pin Analog (ADC)

Arduino UNO memiliki 6 pin analog bernama A0–A5. Pin-pin ini terhubung ke ADC (Analog-to-Digital Converter) 10-bit. Artinya, pin analog dapat membaca tegangan 0 hingga 5V dan mengubahnya menjadi nilai digital 0–1023. Pin analog biasa digunakan untuk membaca sensor analog seperti potensiometer, sensor cahaya, atau sensor suhu analog. Meskipun demikian, pin A0–A5 juga dapat digunakan sebagai pin digital I/O biasa jika diperlukan. Misalnya, analogRead(A0) akan menghasilkan nilai 0–1023 sesuai tegangan pada A0 (0V→0, 5V→1023).

Pin Komunikasi: Serial, I2C, dan SPI

Arduino menyediakan pin khusus untuk protokol komunikasi:

  • Serial (UART): Seperti disebutkan, pin D0 (RX) dan D1 (TX) digunakan untuk komunikasi serial TTL (termasuk komunikasi USB dengan komputer).
  • I2C (SDA, SCL): Bus I2C menggunakan dua pin, yaitu SDA dan SCL. Pada Arduino UNO, pin SDA terhubung ke A4 dan SCL ke A5. (Beberapa board R3 juga memiliki pin SDA/SCL terpisah yang sebetulnya terhubung ke A4/A5.) I2C sering dipakai untuk sensor dan modul yang mendukung I2C, dengan banyak perangkat dapat terhubung pada dua pin ini.
  • SPI (SS, MOSI, MISO, SCK): Protokol SPI menggunakan empat pin khusus, yaitu SS (slave select) di D10, MOSI di D11, MISO di D12, dan SCK di D13. Pin-pin ini juga tersedia di header 6-pin ICSP. Header ICSP (In-Circuit Serial Programming) 2×3-pin menyediakan jalur SPI (beserta RESET, VCC, dan GND) yang dapat digunakan untuk memprogram ulang firmware Arduino atau menghubungkan perangkat SPI eksternal.
  • Interupsi Eksternal: Arduino UNO juga mendukung pin interrupt pada D2 (INT0) dan D3 (INT1). Pin ini dapat diprogram untuk men-trigger fungsi saat terjadi perubahan sinyal, berguna misalnya untuk mendeteksi pulsa digital dengan tepat waktu tinggi.

Cara Membaca Diagram Pinout

Diagram pinout umumnya memberi label nama atau nomor pin serta warnanya menunjukkan fungsi (misal merah untuk power, hitam untuk ground, kuning digital, hijau analog). Perhatikan label seperti D (digital), A (analog), simbol ~ (PWM), dan singkatan lain (RX, TX, SDA, SCL, MISO, MOSI, SCK) untuk mengetahui fungsi pin. Contohnya, jika melihat label “~3”, berarti pin digital 3 yang mendukung PWM. Label “A0” berarti pin analog 0. Port USB dan jack power biasanya digambar di samping board. Untuk penggunaan praktis, misalnya hendak memberi daya, cari pin “5V” atau “3V3”; ingin memasang sensor analog, cari pin “A0–A5”; ingin sambungkan LED, bisa gunakan pin digital mana saja (misalnya 13) plus resistor ke GND. Diagram pinout memudahkan pemula memastikan komponen dihubungkan ke pin yang benar sesuai fungsinya.

Contoh Proyek Sederhana

Menyalakan LED (Contoh Blink)

Untuk menyalakan LED, Anda bisa menggunakan pin digital. Misal, hubungkan kaki positif LED (melalui resistor ~220Ω) ke pin D13, dan kaki negatif ke GND. Di program Arduino, atur pin tersebut sebagai OUTPUT dan tuliskan digitalWrite(13, HIGH) untuk menyalakan LED (atau LOW untuk mematikan). Karena pin D13 terhubung ke LED bawaan, contoh Blink bisa langsung dijalankan tanpa komponen tambahan. Fungsi analogWrite() pada pin PWM juga bisa mengatur kecerahan LED secara halus, misalnya analogWrite(9, 128) menghasilkan LED setengah terang.

Membaca Sensor Suhu (Misal LM35)

Untuk membaca sensor suhu analog seperti LM35, gunakan pin analog (contoh A0). Sambungkan pin data LM35 ke A0, serta sambungkan pin lainnya ke +5V dan GND. Di kode, gunakan analogRead(A0) untuk mendapatkan nilai 0–1023. Karena ADC UNO 10-bit, nilai 1023 setara ~5V. Nilai ADC ini dapat dikonversi ke suhu: LM35 mengeluarkan 10 mV per °C, sehingga suhu (°C) ≈ (nilaiADC × 5.0 / 1023) / 0.01. Dengan mengetahui pinout, Anda tinggal menghubungkan output sensor ke pin analog yang sesuai (A0) dan menggunakan analogRead di program untuk membaca nilai suhu.

Kesimpulan: Dengan memahami diagram pinout Arduino UNO, Anda tahu fungsi tiap pin (power, digital, analog, PWM, komunikasi, dll.). Ini memudahkan merancang rangkaian, menghubungkan komponen, dan membaca sinyal. Struktur pinout yang jelas membuat pemula lebih mudah bereksperimen, misalnya dengan menyalakan LED atau membaca sensor, sebagaimana contoh di atas.

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *