Protokol Komunikasi dalam SCADA: Panduan Lengkap

Pengantar: Pentingnya Komunikasi Data dalam SCADA
Sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) adalah jantung otomasi industri yang mengawasi dan mengendalikan perangkat-perangkat di lapangan (misalnya sensor, aktuator, PLC, RTU) dari pusat kendali. Operasi SCADA bergantung pada pertukaran data real-time antar semua komponennya: informasi status sensor dari lokasi jauh harus dikirim ke stasiun master/HMI, sementara perintah kontrol dikirim balik ke RTU atau PLC lapangan. Untuk itu diperlukan mekanisme komunikasi yang umum (seperti bahasa standar) agar setiap perangkat bisa saling berbicara. Tanpa protokol komunikasi yang tepat, SCADA tidak bisa memonitor apalagi mengendalikan proses. Oleh karena itu, pemahaman tentang protokol komunikasi SCADA adalah kunci bagi mahasiswa dan teknisi dalam desain dan penerapan sistem automasi industri (industrial automation).
Apa itu Protokol Komunikasi dalam SCADA?
Protokol komunikasi adalah aturan dan format yang disepakati oleh perangkat agar dapat bertukar data secara teratur. Dalam konteks SCADA, protokol biasanya bekerja pada lapisan aplikasi model OSI, sedangkan media fisik (Ethernet, serial, radio, dsb.) adalah lapisan fisik dan link. Protokol-protokol SCADA mendefinisikan struktur pesan, metode polling atau event, serta penanganan error antar master dan slave/remote. Dengan kata lain, protokol ini ibarat “bahasa” yang dipakai oleh HMI/SCADA master dan RTU/PLC agar informasi seperti bacaan sensor atau alarm bisa dikomunikasikan secara konsisten. Penggunaan protokol standar terbuka sangat dianjurkan agar sistem tidak terjebak di satu vendor saja. Sebagaimana dicatat DPS Telecom, protokol terbuka memungkinkan independensi vendor dan fleksibilitas berbiaya rendah.
Jenis-Jenis Protokol Komunikasi SCADA
Pada praktiknya, berbagai protokol telah berkembang di SCADA & otomasi industri. Setiap protokol memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut ulasan protokol-protokol utama dalam SCADA:
No | Materi | Tanggal | Waktu | Harga | Lokasi | View | Action |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | IOT PLC SCADA Siemens | 7-8 Juni 2025 | 08.00 - 16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
2 | IOT PLC SCADA Omron | 14 - 15 Juni 2025 | 08.00 - 16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
3 | IOT PLC SCADA Schneider | 21-22 Juni 2025 | 08.00 -16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
4 | IOT PLC SCADA Allen Bradley | 28-29 Juni 2025 | 08.00-16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
Modbus (RTU dan TCP) dalam SCADA
Modbus adalah salah satu protokol tertua dan paling populer di SCADA. Dikembangkan sejak 1979 untuk PLC, Modbus bersifat sederhana dan terbuka. Protokol ini menggunakan arsitektur master/slave (atau interrogator/responder) di mana satu master mengirim perintah baca/tulis ke banyak slave yang merespons. Ada dua varian utama: Modbus RTU (seri biner) untuk komunikasi serial (RS-232/RS-485) dan Modbus TCP yang mengemas pesan Modbus ke dalam paket TCP/IP pada jaringan Ethernet.
Keunggulan Modbus adalah struktur pesan yang sangat sederhana, kemudahan implementasi, serta dukungan luas dari banyak perangkat vendor manapun. Contohnya, Modbus banyak dipakai di manufaktur, pembangkit listrik, dan pabrik minyak. Modbus TCP bahkan populer untuk koneksi Internet of Things (IoT) karena overhead kecil dan integrasi mudah dengan jaringan IP. Namun, ada beberapa keterbatasan. Modbus tradisional (RTU/ASCII) tidak memiliki fitur keamanan bawaan sehingga rentan disadap. Selain itu, jumlah perangkat dalam satu jaringan terbatas (alamat 1–247), sehingga kurang cocok untuk sistem sangat besar. Kecepatan komunikasi serial Modbus juga relatif rendah (baud umum 9600–19200 bps) dan hanya mendukung satu master sehingga bisa menjadi bottleneck. Secara ringkas, Modbus mudah digunakan dan kompatibel luas, tetapi kalah dalam hal throughput dan keamanan.
DNP3 SCADA
Distributed Network Protocol 3 (DNP3) awalnya dikembangkan untuk industri kelistrikan di Amerika Utara, dengan tujuan memastikan interoperabilitas antar komputer substation, RTU, dan IED (Intelligent Electronic Devices). DNP3 adalah standar terbuka (IEEE 1815) yang sejak 1990-an telah banyak diadopsi di utilitas listrik, air, minyak dan gas. Protokol ini menerapkan model master/slave mirip Modbus, tetapi menambahkan kemampuan maju. Misalnya, RTU DNP3 dapat mengirim segera (unsolicited) notifikasi kejadian ke master bila terjadi perubahan status penting. Dengan begitu, master tidak perlu mem-poll setiap variabel secara terus-menerus — cukup menunggu laporan hanya bila ada event. DNP3 juga mendukung pengalamatan data dalam objek-objek yang telah ditentukan, sehingga insinyur SCADA lebih mudah memetakan informasi. Keunggulan lain DNP3 adalah dukungan TCP/IP native, memungkinkan pengiriman data melewati Ethernet dengan reliability, serta fitur keamanan seperti enkripsi dan mekanisme Secure Authentication untuk memverifikasi pesan. DNP3 juga memungkinkan konfigurasi jaringan multi-master dan peer-to-peer, sehingga lebih tahan gangguan.
Secara ringkas, DNP3 sangat andal dan teruji di jaringan utilitas. Namun, kompleksitasnya lebih tinggi daripada Modbus, dan pesan DNP3 relatif lebih besar sehingga membutuhkan bandwidth lebih besar. Implementasi DNP3 juga umumnya terbatas pada perangkat di sektor energi/air, sehingga penggunaan di luar itu tidak luas.
OPC dan OPC UA
OPC (sebelumnya “OLE for Process Control”) adalah standar interoperabilitas untuk pertukaran data di otomasi industri. Tujuan utama OPC adalah menyediakan antarmuka umum antara HMI/SCADA (klien) dan perangkat/PLC (server), sehingga protokol lapangan (seperti Modbus atau Profibus) di-abstraksi ke format standar. Pada awalnya (tahun 1996) OPC Classic berbasis Windows COM/DCOM, banyak digunakan untuk akses data real-time, historis, maupun alarm.
Seiring kebutuhan keamanan dan multiplatform meningkat, diperkenalkan OPC UA (Unified Architecture). OPC UA adalah pengembangan OPC yang platform-independen dan menyertakan model objek lebih kaya serta layanan keamanannya. Dengan OPC UA, setiap perangkat di jaringan otomasi dapat mempublikasikan data dalam struktur uniform (address space) yang dapat dibaca oleh SCADA tanpa perlu driver khusus. OPC (Classic) dan OPC UA banyak digunakan di industri manufaktur, energi, dan bangunan sebagai jembatan antar perangkat heterogen. OPC UA mengutamakan keamanan, mendukung enkripsi dan sertifikat, namun lebih kompleks. Kelebihan utama OPC/UA adalah interoperabilitas luas antar vendor, sedangkan kekurangannya adalah kompleksitas pengaturan dan overhead komunikasi yang lebih tinggi dibandingkan protokol sederhana seperti Modbus.
IEC 60870-5 (101/104)
IEC 60870-5 adalah serangkaian standar internasional untuk SCADA telekontrol di sistem tenaga listrik (Power System Automation). Varian 60870-5-101 (IEC 101) adalah protokol komunikasi serial untuk monitoring dan kendali pembangkit serta gardu distribusi. IEC 101 bekerja melalui link asinkron (biasanya RS-232/RS-485), dan mendukung konfigurasi point-to-point, star, atau multidrop. Protokol ini khas digunakan di Eropa dan banyak negara lain untuk SCADA listrik. IEC 60870-5-104 (IEC 104) adalah ekstensi dari IEC 101 yang menggunakan jaringan TCP/IP untuk menggantikan koneksi serial. Dengan IEC 104, sistem SCADA pembangkit bisa terhubung lewat LAN/WAN dengan memakai interface TCP/IP. Aplikasi lapis atas (application layer) dari IEC 104 identik dengan IEC 101, sehingga data integritasnya mirip. Namun, protokol ini terkenal rentan keamanan karena desain awalnya yang tidak mengenkripsi pesan; standar IEC 62351 telah ditambahkan untuk memperbaiki keamanan, tapi implementasi riilnya masih jarang. Kelebihan IEC 60870 adalah standar terbuka yang teruji di industri listrik, namun kekurangannya termasuk kecepatan transmisi yang terbatas (baud seri rendah) dan perlunya perhatian pada keamanan tambahan.
IEC 61850
IEC 61850 adalah standar internasional yang direkomendasikan khusus untuk otomasi gardu induk listrik (substation automation). Berbeda dari protokol sederhana, IEC 61850 lebih merupakan kerangka kerja lengkap: ia mendefinisikan model data berorientasi-objek untuk perangkat proteksi dan IED, serta beberapa protokol komunikasi di dalamnya. Standarnya mencakup protokol fast-tripping seperti GOOSE (Generic Object Oriented Substation Event) untuk pertukaran pesan kejadian antar IED melalui LAN, dan Sampled Values (SV) untuk streaming data analog seperti arus/tegangan ke sistem monitoring. Untuk layanan klien-server, IEC 61850 menggunakan protokol MMS (Manufacturing Message Spec.) serta mendukung XMPP untuk kebutuhan tertentu. Selain itu, IEC 61850 juga menetapkan format SCL (Substation Configuration Language) untuk mempermudah konfigurasi.
Kelebihan utama IEC 61850 adalah interoperabilitas penuh antar perangkat substation; data dipetakan ke dalam objek standar sehingga HMI/SCADA bisa menampilkan informasi tanpa harus memahami protokol proprietary tiap vendor. Sistem ini juga didesain untuk komunikasi real-time berkinerja tinggi, meningkatkan keandalan dan kecepatan deteksi gangguan. Di industri listrik modern, IEC 61850 kini menjadi standar inti di substation karena mengurangi beban engineering dan memudahkan integrasi. Kekurangannya adalah kompleksitas implementasi: SCADA/engineer memerlukan pemahaman mendalam, serta perangkat keras dan jaringan yang kompatibel (Ethernet CEP-fitur tinggi) yang biasanya lebih mahal dibanding protokol kuno.
Profibus dan Profinet
Profibus (Process Field Bus) dan Profinet (Process Field Net) adalah protokol buatan Profibus/PI yang banyak dipakai di otomasi industri, terutama di kawasan Eropa. Profibus muncul pada akhir 1980-an sebagai fieldbus serial (berbasis RS-485 atau serat optik) untuk menghubungkan sensor, aktuator, PLC, dan perangkat lapangan lain. Ada dua varian utama: Profibus DP (Decentralized Periphery) untuk otomasi pabrik berkecepatan tinggi, dan Profibus PA untuk otomasi proses (dengan dukungan intrinsically safe). Topologi Profibus biasanya token-ring master/slave: satu PLC master mengendalikan slave/slave, dengan mekanisme token untuk multi-master. Profibus terkenal handal untuk komunikasi real-time meski bandwidth-nya (max ~12 Mbps) kini kalah dengan Ethernet.
Profinet adalah versi Ethernet dari Profibus, memanfaatkan infrastruktur TCP/IP yang sudah ada. Profinet meningkatkan kecepatan dan fleksibilitas: ia menyediakan jalur komunikasi 3 saluran (TCP/IP untuk data acyclic, real-time untuk data siklik/alarms, dan isokronous untuk aplikasi gerak presisi). Dengan Profinet, perangkat seperti PLC dan I/O controller bisa saling tukar data, alarm, dan diagnostik lewat kabel Ethernet standar. Profinet menawarkan kelebihan seperti kecepatan tinggi, waktu latensi rendah untuk kontrol gerakan, dan kemudahan instalasi. Namun sama seperti Profibus, Profinet juga memiliki isu keamanan (mis. otentikasi) yang perlu diatasi. Singkatnya, Profibus/Profinet cocok untuk otomasi pabrik terstruktur (misalnya lini produksi), dengan Profinet memberikan kemampuan yang lebih modern di infrastruktur Ethernet.
Ethernet/IP
EtherNet/IP (Ethernet Industrial Protocol) adalah protokol jaringan industri berbasis Ethernet yang dibangun di atas CIP (Common Industrial Protocol). Protokol ini dikembangkan oleh ODVA sebagai standar aplikasi terbuka untuk otomasi. Secara teknis, EtherNet/IP beroperasi pada lapisan aplikasi TCP/IP dan UDP, dengan data disusun ke dalam objek dan atribut (CIP). Setiap perangkat EtherNet/IP memiliki object yang mewakili fungsinya (misalnya objek “motor” untuk drive). Komunikasi antara device jenis scanner (master) dan adapter (slave) dapat bersifat eksplisit (request/response) atau I/O siklik untuk transfer data real-time. Karena menggunakan Ethernet biasa, EtherNet/IP menawarkan bandwidth tinggi dan interoperabilitas luas. EtherNet/IP banyak diadopsi oleh vendor seperti Rockwell Automation di aplikasi otomasi pabrik dan proses (minyak & gas, air minum, otomotif) karena integrasi yang kuat dengan PLC seri tertentu. Kelebihan EtherNet/IP termasuk dukungan jaringan Ethernet umum dan komunitas besar pengembangnya. Kekurangannya bisa berupa ketergantungan ke perangkat tertentu (keluarga Allen-Bradley) dan overhead protokol yang relatif besar dibanding Modbus, namun umumnya cukup andal untuk aplikasi industri.
MQTT dan Protokol IoT
MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) adalah protokol messaging ringan untuk aplikasi IoT (Internet of Things), dan kini banyak digunakan pada arsitektur SCADA modern berbasis cloud/edge. MQTT bekerja dengan model publish/subscribe: perangkat lapangan (publisher) mengirimkan data ke broker, sedangkan SCADA atau aplikasi lainnya (subscriber) mengambil data dari broker tersebut. Protokol ini sangat hemat bandwidth (header hanya 2-byte) dan toleran terhadap latency rendah, cocok untuk monitor jarak jauh atau kondisi jaringan terbatas. Beberapa keuntungan MQTT dalam SCADA antara lain efisiensi distribusi data, skalabilitas, penggunaan bandwidth rendah, serta arsitektur push (data didorong dari edge). MQTT juga mendukung enkripsi/TLS dan otentikasi berbasis izin, membuatnya relatif aman untuk transmisi IoT. Karena sifatnya ringan, MQTT populer pada aplikasi SCADA IIoT (misalnya pemantauan sensor energi atau deteksi alarm melalui jaringan publik). Di samping MQTT, beberapa protokol IoT lainnya (CoAP, AMQP, HTTP/REST) juga mulai diintegrasikan ke dalam sistem SCADA untuk konektivitas ke cloud.
Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Protokol SCADA
Setiap protokol SCADA memiliki karakteristik tersendiri. Berikut poin-poin perbandingan utama:
- Modbus (RTU/TCP) – Kelebihan: Sederhana, banyak didukung, open-source. Kekurangan: Tanpa enkripsi bawaan (rentan disadap), alamat terbatas, hanya satu master, kecepatan serial rendah.
- DNP3 – Kelebihan: Mampu mengirim data peristiwa secara cepat (event-driven), mendukung TCP/IP dan fitur keamanan (Secure Auth), multi-master. Kekurangan: Kompleks, overhead lebih besar (pakai bandwidth banyak), umumnya dipakai di utilitas saja.
- OPC/OPC UA – Kelebihan: Platform-independen (OPC UA), sangat interoperabel lintas vendor, mendukung data kompleks (historis, alarm). Kekurangan: Setting dan sertifikat yang kompleks, overhead komunikasi tinggi, biasanya butuh lisensi OPC.
- IEC 60870-5 (101/104) – Kelebihan: Terstandar internasional untuk listrik, andal untuk jaringan transmisi/desa. Kekurangan: Kecepatan terbatas (serial baud rendah), keamanan harus ditambahkan (62351), sedikit fleksibilitas topologi.
- IEC 61850 – Kelebihan: Model data berobjek dan komunikasi real-time sangat canggih, interoperabilitas antar IED substation terbaik. Kekurangan: Implementasi rumit, perangkat mahal, berorientasi untuk proteksi gardu.
- Profibus/Profinet – Kelebihan: Andal di lantai pabrik (Profibus) atau memiliki kecepatan tinggi real-time (Profinet). Kekurangan: Jaringan Profibus terbatas jarak/tempat, Profinet membutuhkan Ethernet real-time khusus (IRT) dan perhatian keamanan.
- EtherNet/IP – Kelebihan: Menggunakan infrastruktur Ethernet umum, model data CIP yang kaya, banyak perangkat pendukung. Kekurangan: Lebih banyak overhead protokol, sering dikaitkan dengan vendor tertentu (Rockwell).
- MQTT (dan IoT) – Kelebihan: Ringan, hemat bandwidth, arsitektur pub/sub sangat skalabel. Kekurangan: Biasanya hanya untuk data telemetri sederhana; memerlukan broker; tidak cocok untuk komunikasi kontrol hard real-time karena berbasis jaringan publik.
Tabel di atas sebaiknya dipertimbangkan dalam perancangan. Misalnya, jika keamanan sangat penting, protokol seperti DNP3 (dengan Secure Auth) atau OPC UA lebih layak daripada Modbus. Jika infrastruktur sudah berbasis Ethernet, Profinet atau EtherNet/IP bisa memanfaatkan jaringan yang ada.
Contoh Penerapan Protokol di Industri
- Kelistrikan/Utility: Sebagian besar SCADA listrik menggunakan DNP3 dan IEC 60870-5-104 untuk komunikasi RTU jarak jauh. Gardu induk modern menerapkan IEC 61850 untuk pertukaran data proteksi dan kontrol cepat.
- Minyak & Gas: Banyak fasilitas mengandalkan EtherNet/IP (Allen-Bradley PLC) dan Modbus TCP untuk monitor tangki dan fasilitas kompresor. DNP3 kadang digunakan pada jaringan kontrol penerangan dan utilitas pendukung.
- Manufaktur/Pabrik: Pabrik di Eropa umumnya menggunakan Profibus DP atau Profinet untuk lini perakitan (misalnya industri otomotif). SCADA di pabrik kimia/bangunan sering mengintegrasikan OPC UA agar HMI dan SCADA dapat berkomunikasi dengan sensor/PLCadalah lintas platform.
- Air dan Pengolahan Limbah: Banyak operator air minum di Asia/Eropa menggunakan protokol IEC 60870-5-101/104 atau DNP3 untuk komunikasi pompa dan sensor jarak jauh.
- IoT dan Smart Grid: Platform SCADA modern kerap menggunakan MQTT (bersama OPC UA atau Modbus) untuk menghubungkan sensor energi, meter pintar, atau sistem SCADA terdistribusi ke cloud, karena efisiensi bandwidthnya.
Diagram Arsitektur Komunikasi SCADA
Gambar: Contoh diagram umum arsitektur komunikasi pada sistem SCADA.
Gambar di atas menunjukkan komponen utama SCADA: stasiun master/HMI di pusat pengendali, komunikasi wired (serat optik/leased line) atau wireless (radio/microwave) ke remote terminal unit (RTU) di lapangan, serta perangkat lapangan (PLC, aktuator, sensor) di ujungnya. Setiap komponen terhubung lewat protokol komunikasi yang sesuai (mis. Modbus, DNP3, IEC61850, dsb.), membentuk aliran data dari sensor ke operator dan sebaliknya. Diagram ini memvisualisasikan bagaimana data bergerak melalui jaringan tersegmentasi menggunakan protokol standar untuk menjamin interoperabilitas antar perangkat dan kontrol yang efisien.
Kesimpulan
Komunikasi data adalah tulang punggung bagi setiap sistem SCADA di otomasi industri. Memilih protokol komunikasi yang tepat sangat menentukan kehandalan, keamanan, dan kemudahan integrasi sistem. Modbus, DNP3, OPC UA, IEC 60870-5, IEC 61850, Profibus/Profinet, EtherNet/IP, maupun protokol IoT seperti MQTT masing-masing memiliki peran spesifik dalam industri. Sebagai contoh, protokol terbuka (open standard) seperti Modbus, DNP3, dan IEC 61850 memberi fleksibilitas vendor dan efisiensi biaya. Bagi mahasiswa dan teknisi, memahami karakteristik setiap protokol membantu merancang arsitektur SCADA yang optimal sesuai kebutuhan – apakah kecepatan tinggi, jarak jauh, keamanan data, atau dukungan perangkat lama. Dengan pemahaman mendalam terhadap protokol-protokol SCADA, sistem otomasi akan lebih mudah diimplementasikan, di-maintain, dan dikembangkan seiring perkembangan teknologi industri ke depan.
Referensi: Seluruh penjelasan di atas didukung oleh literatur dan sumber teknis terkini.