Jetson Nano vs Raspberry Pi: Mana yang Lebih Cocok untuk AI?

Pengantar: Kecerdasan Buatan (AI) adalah kemampuan komputer meniru tugas-tugas kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara, pengenalan wajah, atau pengolahan bahasa. Awalnya AI banyak dijalankan di komputer besar atau cloud, tapi belakangan kebutuhan edge AI (di tepi jaringan) semakin meningkat. Penggunaan perangkat kecil seperti NVIDIA Jetson Nano dan Raspberry Pi mulai populer karena harganya terjangkau, hemat daya, dan cukup kuat untuk menjalankan model-model AI ringan. NVIDIA Jetson Nano diperkenalkan sebagai “komputer AI kecil untuk para maker” (penduduk kreatif), pelajar, dan pengembang. Dengan harga pengembang sekitar $99, Jetson Nano memungkinkan pembuatan inovasi seperti robot cerdas, drone, asisten digital, dan perangkat pintar lainnya. Sementara itu, Raspberry Pi – komputer papan tunggal berukuran saku – sangat populer di kalangan hobi dan pendidikan. Pi dapat melakukan banyak hal seperti PC biasa (office, programming, game, video HD) dengan harga rendah (~$35). Keduanya banyak digunakan dalam proyek IoT dan AI rumahan berkat komunitas besar dan dokumentasi lengkap.

NVIDIA Jetson Nano: Ringkasan, Kelebihan, Kekurangan, dan Kegunaan

jetson nano

Gambar 1: NVIDIA Jetson Nano (dev kit) adalah komputer embedded kecil yang dirancang untuk aplikasi AI/robotika.

Ads Jadwal Training bisaioti Offline
NoMateriTanggalWaktuHargaLokasiViewAction
1IOT PLC SCADA Siemens7-8 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/siemens/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-siemens/
2IOT PLC SCADA Omron14 - 15 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/omron/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-omron/
3IOT PLC SCADA Schneider21-22 Juni 202508.00 -16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/schneider/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-schneider/
4IOT PLC SCADA Allen Bradley28-29 Juni 202508.00-16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/allen-bradly/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-allen-bradley/

Jetson Nano adalah komputer papan tunggal kecil yang kuat untuk aplikasi embedded AI dan IoT. Jetson Nano Dev Kit (versi pengembang) dilengkapi modul AI 128-core CUDA (GPU Maxwell) dan prosesor quad-core ARM Cortex-A57 1.4 GHz. Sistem ini menjalankan Linux (Ubuntu) dengan JetPack SDK yang berisi pustaka akselerasi (CUDA, cuDNN, TensorRT, OpenCV, dll) untuk deep learning dan computer vision. Dengan arsitektur GPU dan software khusus tersebut, Jetson Nano dapat menjalankan model AI modern dengan performa baik dan konsumsi daya rendah (sekitar 5–10 watt).

Kelebihan Jetson Nano:

  • GPU dan CPU Kuat: GPU NVIDIA Maxwell 128-core + CPU quad-core ARM A57 1.4 GHz membuat Jetson Nano jauh lebih bertenaga untuk aplikasi AI ketimbang Raspberry Pi biasa. GPU ini mampu melakukan pemrosesan paralel yang mendukung analisis waktu-nyata pada data gambar dan video.
  • Dukungan AI Lengkap: JetPack SDK sudah menyertakan pustaka-pustaka AI populer (TensorRT, CUDA, cuDNN) dan model pra-latih, sehingga memudahkan pengembang menjalankan TensorFlow, PyTorch, atau model CNN lain secara hardware-accelerated.
  • Hemat Daya & Kompak: Jetson Nano sangat kecil (dev kit sekitar 100×80 mm) dan hanya butuh daya ~5 W untuk operasi dasar. Ini cocok untuk robot atau aplikasi edge yang baterainya terbatas.
  • Fokus Robotika dan Vision: Papan ini mendukung antarmuka kamera (MIPI CSI-2) dan memiliki port USB, HDMI/DisplayPort, serta Ethernet untuk koneksi kamera/video. Contoh proyek tipikal: robot otonom, drone pintar, sistem keamanan AI (kamera deteksi objek atau penyusup), dan analisis video real-time. NVIDIA bahkan merilis kit JetBot (robot AI open-source) berbasis Jetson Nano.

Kekurangan Jetson Nano:

  • Harga Lebih Mahal: Jetson Nano (Dev Kit 4GB) diluncurkan seharga $99, lebih mahal dibanding Raspberry Pi 4 (sekitar $35–$75 tergantung RAM). Versi 2GB Jetson Nano lebih murah ($59), tapi RAM yang kecil membuatnya kurang ideal untuk model AI besar.
  • Tidak Ada Wi-Fi/Bluetooth Bawaan: Jetson Nano asli tidak memiliki modul Wi-Fi/BT, sehingga koneksi nirkabel memerlukan USB dongle tambahan. Untuk proyek IoT, ini kurang nyaman dibanding Pi yang sudah ada wireless onboard.
  • Komunitas Lebih Kecil: Raspberry Pi memiliki ekosistem perangkat tambahan dan tutorial yang sangat luas. Jetson Nano juga didukung komunitas NVIDIA, tapi sumber daya pembelajaran mungkin tidak sebanyak Pi untuk pemula.
  • CPU Lebih Tua: Cortex-A57 di Jetson Nano adalah arsitektur lama (2012) dan clock-nya relatif rendah. Jetson mengandalkan GPU-nya; untuk komputasi umum non-AI, mungkin terasa lebih lambat dari Pi 4 atau Pi 5.

Kegunaan Utama Jetson Nano: Jetson Nano banyak digunakan untuk proyek yang menuntut percepatan GPU/AI, misalnya robotika vision (deteksi dan klasifikasi objek, navigasi otonom), drone pintar (pelacakan objek, hindari rintangan), analisis video pintar (pengawasan dengan deteksi intrusi real-time), atau kamera pintar untuk IoT. Berbagai contoh aplikasi: pengenalan wajah (image classification), deteksi benda (object detection), segmentasi gambar, hingga pemrosesan suara/speech recognition ringan. Secara keseluruhan, Jetson Nano ideal untuk pengembang menengah/lanjutan yang membutuhkan AI bergrafis dan kinerja tinggi di tepi jaringan.

Raspberry Pi (Model 4 & 5): Ringkasan, Kelebihan, Kekurangan, dan Kegunaan

 

raspberry pi

Gambar 2: Papan Raspberry Pi 5 (versi 2023) dengan CPU Arm Cortex-A76 2.4 GHz dan dukungan hingga 16 GB RAM. Raspberry Pi adalah komputer papan tunggal serbaguna untuk aplikasi pengajaran, IoT, dan juga AI ringan.

Raspberry Pi 4 Model B: Diperkenalkan pada tahun 2019, Pi 4 Model B memiliki prosesor Broadcom BCM2711 (quad-core Cortex-A72 64-bit 1.5 GHz) dan opsi RAM 2/4/8 GB. Sudah dilengkapi Wi-Fi ganda (2.4/5 GHz) dan Bluetooth 5.0, Ethernet Gigabit, 2 port USB 3.0, 2 port USB 2.0, serta dua port micro-HDMI yang mendukung output hingga dual 4Kp60. Secara keseluruhan, Pi 4 sangat mirip PC desktop skala kecil: mampu menjalankan aplikasi sehari-hari (office, browser, video) dengan baik, sambil tetap hemat energi.

Raspberry Pi 5: Versi terbaru (rilis Okt 2023) menghadirkan peningkatan besar. Pi 5 memakai Broadcom BCM2712 (4-core Cortex-A76 2.4 GHz) – kira-kira 2–3× lebih cepat dari Pi 4 – dan GPU VideoCore VII yang ditingkatkan. Tersedia varian RAM sampai 16 GB, sedangkan Pi 4 maksimal 8 GB. Perangkat ini juga menambahkan antarmuka high-speed: USB-C 5V/5A, 2× USB3, 2× USB2, 1× PCIe2.0 ×1 untuk akselerator, 2× CSI/DSI 4-lane, dan controller USB/MIPI internal. Fitur canggih lain termasuk tombol power, real-time clock, dan peningkatan bandwidth USB. Dari spesifikasi, Pi 5 sangat ditujukan agar bisa lebih banyak aplikasi berat, termasuk industri ringan.

Kelebihan Raspberry Pi (4/5):

  • Harga Terjangkau: Model dasar Raspberry Pi (tanpa aksesoris) mulai dari sekitar $35 (2 GB Pi 4). Pi 5 sedikit lebih mahal ($50–$120 tergantung kapasitas), namun masih jauh di bawah Jetson Nano. Ini membuat Pi ideal untuk edukasi dan hobi yang budget-nya terbatas.
  • Fitur Serbaguna: Pi 4/5 memiliki banyak port standar (HDMI, Ethernet, USB, GPIO) plus Wi-Fi dan Bluetooth onboard. Komunitas dan dukungan software Linux/Python-nya sangat luas, memudahkan pemula membangun beragam proyek. Raspberry Pi juga terkenal karena kepraktisan penggunaan: seperti komputer desktop mini yang mudah terhubung ke monitor, keyboard, internet, dll.
  • Performa Umum: Pi 4/5 cocok menjalankan aplikasi sehari-hari (browser, pemrosesan dokumen, media streaming). Performa desktop-nya bahkan mirip PC entry-level. Model Pi 5 dengan clock tinggi cocok untuk aplikasi yang memanfaatkan CPU multi-core dan multimedia.
  • Banyak Contoh Proyek: Raspberry Pi biasa digunakan untuk otomasi rumah (kendali lampu, thermostat, kamera keamanan), media center (Kodi/Plex streaming film), console game retro (RetroPie), serta robotika pendidikan (kendali motor dengan sensor). Komunitas pengguna menyediakan puluhan ribu tutorial dan modul siap pakai.

Kekurangan Raspberry Pi (4/5):

  • GPU Kurang Kuat untuk AI: GPU onboard Raspberry Pi (VideoCore) dioptimalkan untuk multimedia (video decoding) dan bukan untuk komputasi ML berat. Tanpa GPU khusus, Pi mengandalkan CPU. Ini membuatnya kurang cocok untuk beban AI/Computer Vision kompleks. Memang TensorFlow dan PyTorch bisa diinstal di Pi, tetapi hanya berjalan di CPU atau menggunakan versi Lite (TFLite). Jika model terlalu besar, Pi akan bekerja lambat atau perlu akselerator tambahan (seperti Coral USB). Jetson Nano jelas lebih unggul untuk tugas GPU intensif.
  • Performa AI Lebih Rendah: Raspberry Pi mendukung TensorFlow (termasuk TFLite) dan PyTorch (bisa di-build untuk ARM), tetapi karena tidak ada CUDA, proses inferensi akan jauh lebih lambat. Pi tidak dirancang untuk aplikasi AI komersial yang memerlukan akurasi real-time tinggi. Oleh karena itu, Pi kurang dianjurkan untuk pengembangan produk AI besar.
  • Varian RAM Lebih Banyak: Ini bukan kelemahan, tapi Pi hadir dalam beberapa varian 2–16 GB, sehingga perlu memilih konfigurasi yang pas.

Kegunaan Utama Raspberry Pi: Raspberry Pi cocok untuk pemula dan proyek DIY. Contohnya: pengenalan wajah sederhana (menggunakan library OpenCV atau deep learning lite), deteksi objek ringan (model MobileNet SSD atau YOLO tiny), kendali robot sederhana (menggerakkan motor dengan logika atau sensori sederhana), serta sistem suara/ bahasa (seperti asisten suara berbasis Google Assistant atau library open-source). Karena konsumsi dayanya kecil, Pi juga ideal untuk perangkat yang selalu standby. Dengan Pi 5, Anda bisa menjalankan model AI yang lebih besar daripada Pi 4 (misalnya model NLP kecil), namun tetap tidak secepat Jetson di aplikasi vision.

Perbandingan Spesifikasi Teknis & Performa AI

Berikut tabel perbandingan singkat spesifikasi utama Jetson Nano (dev kit) dan Raspberry Pi 4 serta 5:

Spesifikasi Jetson Nano (4GB) Raspberry Pi 4 Model B Raspberry Pi 5
CPU Quad-core ARM Cortex-A57 @ 1,43 GHz Quad-core ARM Cortex-A72 @ 1,5 GHz Quad-core ARM Cortex-A76 @ 2,4 GHz
GPU NVIDIA Maxwell (128 CUDA cores) Broadcom VideoCore VI (460 MHz) Broadcom VideoCore VII (800 MHz)
RAM 4 GB LPDDR4 2/4/8 GB LPDDR4 (model B) 2/4/8/16 GB LPDDR4X (variabel)
Wireless (Tidak ada Wi-Fi/BT bawaan) Wi-Fi 802.11ac + Bluetooth 5.0 Wi-Fi 802.11ac + Bluetooth 5.0
Antarmuka 4× USB 3.0, HDMI, DP, Ethernet Gigabit, PCIe, GPIO 2× USB 3.0, 2× USB 2.0, 2× micro-HDMI, Ethernet Gigabit, GPIO 2× USB 3.0, 2× USB 2.0, 2× micro-HDMI, Ethernet Gigabit, GPIO, PCIe 2.0×1
OS Utama Linux Ubuntu dengan JetPack (CUDA, cuDNN, TensorRT) Raspberry Pi OS (Linux Debian-based), Ubuntu, dsb. Raspberry Pi OS, Ubuntu, dll (lebih banyak dukungan industri)
Performa AI Sangat baik untuk inference model DL kompleks (GPU terakselerasi) Bisa menjalankan model kecil (TFLite/MobileNet, dsb) tanpa GPU khusus Lebih tinggi dari Pi 4 untuk model CPU-bound karena CPU lebih cepat
Konsumsi Daya ~5–10 Watt (mode tinggi) ~5–7 Watt tergantung aktivitas ~5–8 Watt (idle hingga full-load dengan prosesor cepat)
Harga (IDR) Dev Kit sekitar $99 (~1,5–1,8 juta) Mulai $35 (2GB) sampai $75 (8GB) Mulai $60 (4GB) sampai $120 (16GB)

Dari tabel di atas terlihat perbedaan utama: Jetson Nano menawarkan GPU khusus dengan performa AI sangat tinggi, sementara Raspberry Pi (4/5) lebih umum untuk komputasi ringan dan media. Jetson Nano menggunakan JetPack SDK yang sudah dioptimalkan untuk TensorFlow/PyTorch, sedangkan Pi menggunakan Raspberry Pi OS biasa. Kedua papan mendukung Python dan perpustakaan open-source (misalnya OpenCV, TensorFlow Lite, PyTorch), namun Jetson dapat menjalankan versi GPU-nya, sedangkan Pi menjalankannya di CPU. Jetson Nano ideal untuk deployment AI nyata di edge (robotika, visi komputer), sedangkan Raspberry Pi cocok untuk edukasi, prototyping, dan IoT sederhana.

Contoh Proyek AI di Masing-masing Perangkat

  1. Pengenalan Wajah (Face Recognition): Baik Jetson Nano maupun Raspberry Pi bisa menjalankan proyek pengenalan wajah. Di Jetson Nano, Anda dapat menggunakan model CNN untuk pengenalan wajah (misalnya FaceNet atau MTCNN) dan memanfaatkan CUDA agar real-time. Jetson Nano banyak dipakai dalam penelitian robot penerima tamu atau kamera keamanan cerdas. Di Raspberry Pi, implementasinya biasanya pakai library OpenCV/Dlib atau TensorFlow Lite untuk mengenali wajah dengan model kecil. Hasilnya lebih lambat, tapi cukup untuk skala pribadi atau edukasi.
  2. Deteksi Objek Real-Time (YOLO, MobileNet, dll): Jetson Nano unggul menjalankan model deteksi objek seperti YOLOv4/v5, YOLOv7/v8, atau MobileNet SSD pada video waktu-nyata. Misalnya, robot JetBot bertenaga Jetson Nano dapat mendeteksi dan mengikuti objek secara otomatis. Raspberry Pi juga bisa menjalankan deteksi objek (misalnya YOLO Tiny atau MobileNet SSD dengan TensorFlow Lite), namun kecepatan frame-nya terbatas. Beberapa proyek menambahkan hardware akselerator (misal Google Coral TPU) ke Pi untuk meningkatkan performa deteksi objek.
  3. Kendali Robot AI: Kedua board sering dipakai untuk robotika. Raspberry Pi bisa mengendalikan motor dan sensor (GPIO) untuk robot sederhana, serta menjalankan logika AI ringan (misalnya pengaturan rute sederhana). Jetson Nano bisa menggabungkan kendali robot dengan visi komputer canggih—misalnya robot otonom yang melihat sekitar, mengenali objek, dan mengambil keputusan. Karena GPU-nya cepat, Jetson Nano dapat mengeksekusi model AI vision dan mengontrol aktuator secara bersamaan. Contoh: robot navigasi mandiri, lengan robot cerdas, atau drone pintar.
  4. Analisis Suara & Bahasa: Kedua papan mendukung aplikasi pengolahan suara. Raspberry Pi dapat menjalankan pengenalan suara dasar (misalnya Google Assistant SDK atau library open-source seperti Vosk/Picovoice) untuk membuat asisten digital. Jetson Nano juga bisa menjalankan model speech-to-text dan speaker recognition, bahkan model NLP ringan, karena CPU-nya lebih kuat untuk komputasi numerik. NVIDIA sendiri menyediakan SDK seperti RIVA (untuk Jetson Orin/Xavier) untuk aplikasi percakapan. Secara umum, untuk AI suara tingkat lanjut, Jetson memiliki keunggulan, tetapi Pi sudah cukup baik untuk proyek asisten sederhana.

Rekomendasi Berdasarkan Tingkat Pengguna

  • Pemula/DIY: Bagi pemula, pelajar, atau proyek DIY otomasi rumah, Raspberry Pi sering kali lebih ramah. Pi mudah disetup (sistem operasi plug-and-play via SD card), ada banyak tutorial, dan banyak HAT (ekspansi modul) yang tersedia. Raspberry Pi ideal untuk belajar pemrograman, membangun IoT sederhana, maupun prototipe awal AI (seperti proyek hello world deteksi wajah menggunakan kamera Pi). Konsumsi dayanya rendah sehingga aman untuk eksperimen.
  • Menengah/Lanjutan: Untuk pengguna yang sudah nyaman dengan Linux dan memerlukan kinerja AI sebenarnya, Jetson Nano adalah pilihan lebih fleksibel. Jetson menyediakan GPU yang mampu mempercepat inferensi model dengan jumlah lapisan yang banyak. Jika proyek Anda membutuhkan AI real-time (misal deteksi objek berkecepatan tinggi, navigasi otonom, atau analisis gambar kompleks), Jetson Nano sangat cocok. Jetson juga dilengkapi software development kit khusus AI, sehingga deployment proyek AI di dunia nyata bisa lebih langsung.

Kesimpulan: Pilihan antara Jetson Nano dan Raspberry Pi bergantung kebutuhan Anda. Jika ingin memulai belajar AI dengan modal kecil dan fokus pada aplikasi umum atau pendidikan, Raspberry Pi (terutama Pi 4/5) adalah pilihan yang lebih murah dan mudah dipelajari. Namun, jika Anda serius dengan proyek AI/robotik canggih dan siap investasi lebih untuk performa yang lebih tinggi, Jetson Nano menawarkan GPU yang kuat dan dukungan library AI komprehensif. Untuk pemula yang penasaran, Raspberry Pi bisa menjadi langkah awal—dan bila sudah siap menuju level berikutnya, Jetson Nano menyediakan platform yang “lebih bertenaga” untuk AI sesungguhnya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *