Pengenalan SCADA dan FUXA

Pengenalan SCADA dan FUXA dengan bahasa sederhana, ditujukan untuk pelajar SMK, mahasiswa teknik, dan profesional industri pemula. Artikel ini akan mencakup definisi, fungsi, komponen utama SCADA, serta contoh penerapannya di industri. Saya akan segera kembali dengan materinya.

Modul 1: Pengenalan SCADA dan FUXA

(File:Freer Water Control and Improvement District – Diana Adame.jpg – Wikimedia Commons) Seorang operator memantau sistem SCADA melalui antarmuka grafis (HMI) di komputer. SCADA merupakan teknologi kunci dalam otomasi industri modern. Istilah SCADA adalah singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition, yang berarti sistem pengawasan dan akuisisi data. Secara sederhana, SCADA adalah sebuah sistem pengendalian industri berbasis komputer yang digunakan untuk memantau dan mengontrol proses secara real-time dari jarak jauh (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Dengan SCADA, operator dapat mengawasi kondisi peralatan melalui antarmuka grafis yang intuitif, mengumpulkan data dari berbagai sensor di lapangan, serta mengirim perintah kontrol ke mesin atau perangkat industri. Hal ini memungkinkan operasi pabrik atau fasilitas berlangsung lebih efisien, aman, dan kontinu karena potensi masalah dapat dideteksi dan ditindaklanjuti segera.

Ads Jadwal Training bisaioti Offline
NoMateriTanggalWaktuHargaLokasiViewAction
1IOT PLC SCADA Siemens7-8 Juni 202508.00 - 16.002000000SurabayaSilabusDaftar Sekarang
2IOT PLC SCADA Omron14 - 15 Juni 202508.00 - 16.002000000SurabayaSilabusDaftar Sekarang
3IOT PLC SCADA Schneider21-22 Juni 202508.00 -16.002000000SurabayaSilabusDaftar Sekarang
4IOT PLC SCADA Allen Bradley28-29 Juni 202508.00-16.002000000SurabayaSilabusDaftar Sekarang

Definisi dan Fungsi SCADA

SCADA berperan sebagai pusat kendali terpadu yang menghubungkan berbagai perangkat dan sensor di lapangan dengan sistem komputer di ruang kontrol. Dalam industri, SCADA berfungsi layaknya “mata dan tangan jarak jauh” yang mengawasi proses dan dapat mengambil tindakan kendali. Definisi SCADA secara formal adalah arsitektur sistem kontrol yang terdiri dari komputer, jaringan komunikasi data, dan antarmuka pengguna grafis untuk pengawasan mesin dan proses (SCADA – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Sistem ini mencakup berbagai sensor dan perangkat (misalnya Programmable Logic Controller atau PLC) yang berinteraksi dengan mesin atau proses fisik di lapangan.

Adapun fungsi utama SCADA dapat dikelompokkan menjadi empat aspek penting (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo):

  • Kontrol: SCADA memungkinkan kontrol peralatan secara remote (jarak jauh). Operator dapat mengatur atau mengendalikan mesin pabrik dari ruang kontrol melalui HMI (Human-Machine Interface) tanpa harus mendatangi mesin secara langsung. Misalnya, menyalakan atau mematikan pompa, membuka atau menutup valve, dan mengubah setpoint proses dapat dilakukan dari sistem SCADA.
  • Komunikasi: SCADA memastikan komunikasi data secara terus-menerus antara perangkat lapangan dan pusat kontrol. Data dikirim 24 jam tanpa henti melalui jaringan komunikasi, sehingga pusat kontrol selalu menerima pembaruan kondisi terbaru dari sensor dan perangkat di lapangan (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo).
  • Akuisisi Data: SCADA melakukan akuisisi (pengumpulan) data dari berbagai sensor dan PLC di lapangan secara real-time. Data tersebut kemudian disimpan dalam basis data di komputer pusat (data historian) untuk keperluan pemantauan tren, analisis, dan pencatatan sejarah operasi. Dengan tersimpannya data secara kontinu, operator atau manajer dapat melacak kinerja sistem dan menganalisis proses dengan lebih mudah.
  • Penyajian Data: SCADA menyediakan penyajian data secara visual kepada pengguna. Melalui layar HMI di ruang kontrol, data ditampilkan dalam bentuk yang mudah dipahami – misalnya grafik, angka pembacaan sensor, status mesin, atau diagram proses. Informasi real-time ini membantu operator mengambil keputusan cepat dan tepat berdasarkan kondisi aktual di lapangan (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo).

Dengan keempat fungsi di atas, SCADA menjadi tulang punggung dalam pengoperasian pabrik modern. Sistem ini memastikan proses industri dapat dipantau 24/7, dikendalikan secara terpadu, dan dioptimalkan kinerjanya. Bagi pelaku industri, pemahaman tentang SCADA sangat penting agar dapat mengelola operasi dengan efektif serta merespon gangguan dengan sigap.

Komponen Utama SCADA

(File:SCADA Systems Layout.png – Wikimedia Commons) Diagram komponen umum sistem SCADA: mencakup HMI (antarmuka pengguna), komunikasi (berkabel atau nirkabel), serta perangkat remote seperti PLC, aktuator, dan sensor. Sebuah sistem SCADA umumnya terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja terintegrasi. Komponen-komponen ini meliputi antarmuka manusia-mesin, perangkat kendali jarak jauh, sistem komputer pusat, serta jaringan komunikasi data (SCADA – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Berikut penjelasan masing-masing komponen:

  • Sensor dan Aktuator: Sensor adalah perangkat yang mengukur variabel proses (misalnya suhu, tekanan, level, aliran, dll.) dalam bentuk analog atau digital. Aktuator adalah perangkat yang melakukan aksi fisik (misalnya valve, motor, relay) untuk mengubah kondisi proses. Sensor mengirim data kondisi lapangan ke sistem SCADA, sementara aktuator menerima perintah dari SCADA untuk melakukan tindakan tertentu. Sensor dan aktuator merupakan elemen paling ujung yang langsung berhubungan dengan proses fisik.
  • RTU/PLC (Remote Terminal Unit/Programmable Logic Controller): RTU atau PLC adalah unit kendali jarak jauh yang berfungsi sebagai penghubung antara sensor/aktuator dengan sistem SCADA. RTU/PLC umumnya berupa komputer industri berukuran kecil yang ditempatkan di dekat proses. Tugasnya mengumpulkan data dari sensor secara lokal dan mengirimkannya ke pusat, serta menerima perintah dari pusat untuk dikirimkan ke aktuator (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). PLC juga dapat menjalankan logika kontrol otomatis di lapangan (kontrol lokal) untuk respon cepat. Jadi, RTU/PLC memastikan operasional lapangan terus berjalan bahkan jika komunikasi terputus sementara.
  • Master Terminal Unit (MTU) & HMI: MTU adalah komputer pusat dari sistem SCADA yang berada di ruang kontrol. MTU menjalankan perangkat lunak SCADA yang mengolah semua data yang dikirim RTU/PLC dan menyimpan data tersebut. MTU dilengkapi dengan HMI (Human-Machine Interface), yaitu antarmuka grafis bagi operator untuk memantau proses dan memasukkan perintah. HMI menampilkan informasi dalam bentuk layar monitor yang interaktif – menujukkan diagram proses, alarm, trend grafik, dan lain-lain – sehingga operator dapat berkomunikasi dengan sistem dengan mudah.
  • Jaringan Komunikasi: Ini adalah infrastruktur komunikasi data yang menghubungkan RTU/PLC di lapangan dengan MTU di pusat kontrol. Komunikasi dapat berlangsung melalui berbagai media, misalnya kabel (Ethernet, serat optik, kabel telepon/leased line) atau nirkabel (radio, gelombang mikro, seluler) (SCADA – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Protokol komunikasi khusus digunakan agar data dapat ditransfer dengan handal dan aman. Contoh protokol SCADA antara lain Modbus, DNP3, OPC UA, dan lain-lain. Jaringan komunikasi yang baik memastikan data dari ribuan sensor bisa terkirim ke pusat secara real-time, dan perintah dari pusat bisa disampaikan segera ke perangkat di lapangan.

Keempat komponen di atas bekerja bersama sebagai satu kesatuan. Sensor mengamati proses dan mengirim data ke PLC/RTU; PLC/RTU meneruskan data ke komputer SCADA pusat melalui jaringan komunikasi; data lalu ditampilkan di HMI untuk dipantau operator, dan operator dapat mengirim perintah kembali melalui jalur yang sama. Dengan arsitektur ini, SCADA mampu mengawasi proses yang tersebar luas secara geografis (misalnya berbagai pabrik, stasiun pengolahan, atau gardu listrik di lokasi berbeda) dari satu lokasi terpadu.

Contoh Penerapan SCADA di Industri

SCADA banyak diaplikasikan di berbagai sektor industri, baik skala kecil maupun besar, untuk meningkatkan efisiensi dan pengendalian proses. Berikut beberapa contoh nyata penggunaan SCADA di industri, termasuk konteks Indonesia:

  • Energi Listrik (Pembangkit dan Distribusi): Dalam industri tenaga listrik, SCADA digunakan untuk memantau parameter vital seperti suhu, tekanan, level, tegangan dan sebagainya di pembangkit, serta mengontrol peralatan sesuai kebutuhan beban listrik (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Di pusat-pusat distribusi (gardu induk), SCADA memonitor status pemutus sirkuit, trafo, dan aliran daya pada jaringan secara real-time. Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Indonesia telah menerapkan SCADA sejak tahun 1987, contohnya di PLN Distribusi Jawa Timur untuk memantau dan mengendalikan gardu-gardu induk di wilayah Surabaya dan sekitarnya (). Dengan SCADA, keandalan pasokan listrik meningkat karena gangguan dapat segera terdeteksi dan ditangani dari pusat kontrol.
  • Minyak dan Gas Bumi: Di sektor migas, SCADA membantu perusahaan mengawasi operasi produksi dan transportasi. Misalnya, SCADA memonitor aliran dan tekanan pada pipa minyak/gas secara kontinu dan mengendalikan katup serta pompa dari jarak jauh (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Pada ladang minyak, beberapa sumur produksi dipantau sekaligus melalui SCADA – jika terjadi masalah pada satu sumur, sistem dapat secara otomatis menyesuaikan produksi sumur lain (supervisory control) untuk menjaga output tetap stabil (SCADA – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Di Indonesia, perusahaan energi seperti Pertamina memanfaatkan SCADA untuk memonitor jaringan pipa distribusi bahan bakar dan kilang, meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasi.
  • Industri Manufaktur (Kimia, Otomotif, Pangan): Pabrik-pabrik manufaktur skala besar sangat mengandalkan SCADA untuk memastikan proses produksi berjalan lancar dan konsisten. Industri kimia menggunakan SCADA guna mengontrol reaksi kimia, memantau suhu dan tekanan reaktor, serta mengatur dosis bahan secara presisi (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Dalam industri otomotif, SCADA memonitor lini perakitan, pengecatan, atau pengecoran logam, memastikan tiap tahap produksi terpadu dengan kualitas terjaga (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Begitu pula di sektor makanan dan minuman, SCADA dipakai untuk memantau parameter produksi seperti suhu pasteurisasi, tingkat pH, hingga proses pengemasan secara otomatis (Pengertian SCADA dan Fungsinya, Lengkap dengan Komponennya – PT Mitrainti Sejahtera Eletrindo). Penerapan SCADA di sektor-sektor tersebut memberikan manfaat berupa kontrol kualitas yang lebih baik, pengurangan downtime (karena mesin dilengkapi alarm dan interlock otomatis), serta penghematan biaya operasional.
  • Infrastruktur Air dan Lingkungan: SCADA juga berperan penting dalam sistem utilitas publik. Contohnya pada pengolahan air minum dan distribusinya, SCADA digunakan oleh PDAM untuk mengawasi ketinggian air di reservoir, tekanan di pipa, dan operasional pompa secara terpadu dari pusat kontrol. Dalam pengolahan air limbah, SCADA memantau proses di instalasi pengolahan (IPA/IPL) sehingga kualitas buangan dapat terjaga dan sesuai standar. Selain itu, berbagai sistem infrastruktur lain mengadopsi SCADA, misalnya sistem peringatan dini banjir atau sirine bencana yang terhubung ke sensor lingkungan, serta sistem transportasi (seperti kontrol terowongan kereta atau jalan tol). Semua ini memanfaatkan konsep SCADA untuk mengumpulkan data lapangan dan mengendalikan perangkat secara otomatis (SCADA – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Penerapan SCADA pada infrastruktur tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan keandalan layanan publik dan respon cepat terhadap keadaan darurat.

Dari berbagai contoh di atas, dapat dilihat bahwa SCADA telah menjadi standar de facto dalam operasional industri dan infrastruktur modern. Di Indonesia, penggunaan SCADA terus berkembang seiring peningkatan kebutuhan akan otomasi dan Industrial Internet of Things (IIoT). Hal ini mendorong perlunya sumber daya manusia (teknisi/operator) yang paham konsep SCADA agar dapat mengelola sistem tersebut dengan baik.

Pengenalan FUXA

Setelah memahami konsep dasar SCADA, langkah berikutnya adalah mengenal perangkat lunak SCADA modern yang populer dan mudah diakses. FUXA adalah salah satu contoh platform SCADA/HMI berbasis web yang open-source (kode sumber terbuka) dan gratis digunakan. Dengan FUXA, pengguna dapat dengan cepat membuat visualisasi proses industri berupa HMI atau dashboard langsung melalui browser, tanpa memerlukan keahlian pemrograman web (Getting Start with FUXA – Web Based SCADA Tool | Seeed Studio Wiki). FUXA menyediakan antarmuka desain yang intuitif untuk menggambar diagram sistem, menambahkan komponen seperti tombol, lampu indikator, grafik tren, dan menghubungkannya dengan data real-time dari perangkat. Hasilnya, kita bisa mendapatkan tampilan SCADA yang modern dan interaktif untuk memantau mesin atau proses secara langsung.

Sebagai platform open-source, FUXA menawarkan beberapa keuntungan bagi pelajar dan industri pemula. Pertama, bebas lisensi – tidak ada biaya tambahan untuk menggunakan software ini, sehingga sangat cocok untuk keperluan belajar di laboratorium SMK atau kampus, maupun proyek skala kecil di perusahaan (From Zero to SCADA Hero in 30 Minutes: Unleash Industrial Automation with FUXA & Raspberry Pi HMI – Seeed Studio Product Catalog). Kedua, FUXA mendukung konektivitas ke banyak protokol industri standar seperti Modbus RTU/TCP, Siemens S7, OPC UA, MQTT, dan lain-lain (From Zero to SCADA Hero in 30 Minutes: Unleash Industrial Automation with FUXA & Raspberry Pi HMI – Seeed Studio Product Catalog). Artinya, FUXA dapat dihubungkan dengan PLC atau perangkat apapun yang umum dipakai di pabrik, lalu menampilkan datanya dalam dashboard yang kita buat. Ketiga, karena berbasis web dan cross-platform, FUXA dapat dijalankan di berbagai sistem operasi (Windows, Linux) bahkan di perangkat mini seperti Raspberry Pi. Hal ini memberi fleksibilitas – misalnya, cukup dengan sebuah PC atau mini-computer, siswa dapat mensimulasikan sistem SCADA sederhana di kelas.

Sebagai ilustrasi, sebuah pabrik skala kecil dapat memanfaatkan FUXA untuk memonitor produksi: sensor-sensor dihubungkan ke PLC, PLC dikoneksikan ke FUXA melalui protokol (misalnya Modbus), lalu FUXA menampilkan data suhu, tekanan, atau status mesin pabrik dalam bentuk grafis di layar operator. Operator pun bisa mengontrol mesin (menyalakan/mematikan) lewat antarmuka FUXA. Semua ini dilakukan melalui jaringan lokal dan browser web, sehingga instalasi dan penggunaannya relatif mudah dibanding software SCADA tradisional.

Dengan mengenal FUXA, pelajar dan profesional pemula dapat belajar SCADA secara hands-on tanpa membutuhkan infrastruktur rumit atau biaya besar. FUXA menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi mempermudah implementasi SCADA: dari sistem yang dahulu terkesan eksklusif dan mahal, menjadi solusi yang lebih terbuka dan terjangkau. Ke depan, pemahaman SCADA dan penguasaan alat seperti FUXA akan menjadi nilai tambah bagi tenaga kerja di industri, seiring dengan tren digitalisasi dan otomatisasi pada era Industri 4.0.

Kesimpulan: Pada modul ini, kita telah mempelajari konsep dasar SCADA – mulai dari definisi, fungsi, komponen, hingga contoh penerapannya di dunia industri – serta berkenalan dengan FUXA sebagai contoh platform SCADA modern. Dengan bahasa yang sederhana, diharapkan pelajar SMK, mahasiswa teknik, maupun profesional muda dapat menangkap pentingnya SCADA dalam industri. Pengetahuan ini akan menjadi landasan untuk modul-modul selanjutnya, di mana kita dapat lebih mendalami cara kerja SCADA dan praktik implementasinya menggunakan FUXA maupun sistem lainnya. Dengan pemahaman SCADA yang kuat, kita lebih siap menghadapi tantangan otomasi dan meningkatkan efisiensi operasi di lingkungan industri sebenarnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar Sekarang