“Mengapa 4-20 mA Jadi Standar Industri? Analisis Transmisi Sinyal Arus vs Tegangan dalam Otomasi”

Pendahuluan
Dalam sistem otomasi industri, transmisi sinyal yang akurat dan andal adalah kunci untuk memastikan kontrol proses berjalan optimal. Dua metode umum yang digunakan adalah sinyal tegangan (voltage signal) dan sinyal arus (current signal), dengan 4-20 mA menjadi standar dominan. Artikel ini membahas mengapa sinyal arus 4-20 mA lebih unggul, kelemahan sinyal tegangan, serta alasan di balik pilihan industri.
1. Kelemahan Transmisi Sinyal Tegangan
a. Voltage Drop dan Attenuasi Sinyal
Sinyal tegangan (misal 0-10 V) rentan mengalami penurunan tegangan (voltage drop) saat dikirim melalui kabel panjang. Resistansi kabel menyebabkan hilangnya energi, sehingga sinyal yang diterima tidak sesuai dengan nilai aktual. Contoh:
No | Materi | Tanggal | Waktu | Harga | Lokasi | View | Action |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | IOT PLC SCADA Siemens | 7-8 Juni 2025 | 08.00 - 16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
2 | IOT PLC SCADA Omron | 14 - 15 Juni 2025 | 08.00 - 16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
3 | IOT PLC SCADA Schneider | 21-22 Juni 2025 | 08.00 -16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
4 | IOT PLC SCADA Allen Bradley | 28-29 Juni 2025 | 08.00-16.00 | 2000000 | Surabaya | Silabus | Daftar Sekarang |
- Pada kabel 100 meter, tegangan 10 V bisa turun menjadi 8 V akibat resistansi.
- Hal ini menyebabkan kesalahan pengukurandan ketidakakuratan kontrol.
b. Rentan terhadap Gangguan Elektromagnetik (EMI)
Sinyal tegangan sangat sensitif terhadap interferensi elektromagnetik dari motor, generator, atau perangkat frekuensi tinggi di lingkungan industri. Gangguan ini mengacaukan nilai sinyal, terutama pada kabel yang tidak terlindung (unshielded).
c. Kesalahan Akibat Impedansi Tidak Sesuai
Ketidakcocokan impedansi antara sensor, kabel, dan penerima sinyal dapat menyebabkan refleksi sinyal atau pembacaan yang meleset. Misalnya, impedansi input receiver yang terlalu rendah akan “membebani” sumber tegangan.
2. Kelebihan Transmisi Sinyal Arus 4-20 mA
a. Akurasi Tinggi Meski Jarak Jauh
Sinyal arus (4-20 mA) tidak terpengaruh voltage drop karena nilai arus tetap konstan sepanjang rangkaian tertutup. Contoh:
- Sensor mengirim 12 mA melalui kabel 500 meter → receiver tetap membaca 12 mA.
- Cocok untuk aplikasi jarak jauh seperti pemantauan tanki atau pipa.
b. Kebal terhadap EMI
Arus listrik lebih tahan terhadap gangguan elektromagnetik dibanding tegangan. Shield kabel tambahan (jika diperlukan) juga lebih mudah diimplementasikan.
c. Deteksi Kesalahan dengan “Live Zero”
- 4 mAmewakili nilai minimum (bukan 0 mA), sehingga:
- 0 mA = kabel putusatau kegagalan sistem → mudah dideteksi.
- 4-20 mA = rentang kerja normal.
- Pada sinyal 0-20 mA, tidak ada cara membedakan antara nilai nol aktual dan kerusakan.
d. Keamanan di Area Berbahaya
Sinyal 4-20 mA memerlukan daya rendah (biasanya < 30 V), sehingga aman digunakan di zona eksplosif (misal industri kimia atau minyak) sesuai standar IEC 61158-2.
3. Mengapa 4-20 mA Jadi Standar Industri?
a. Mengapa Bukan 0-20 mA?
- 0 mA tidak praktiskarena tidak bisa membedakan antara sinyal nol dan kegagalan sistem.
- 4 mA sebagai “live zero”memungkinkan deteksi kesalahan dan memastikan sensor tetap aktif.
b. Keunggulan vs Sinyal Tegangan 0-10 V
- 4-20 mA lebih hemat daya.
- Tidak terpengaruh resistansi kabel.
- Kompatibel dengan sistem dua kabel (power + sinyal dalam satu kabel).
c. Alasan 4-20 mA Dipilih di Otomasi
- Presisi tinggi (±0.1% error).
- Mudah diintegrasikan dengan PLC, DCS, dan HMI.
- Mendukung komunikasi dua arah (HART Protocol).
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Sinyal 4-20 mA
Q1: Mengapa rentang 4-20 mA, bukan 0-20 mA?
→ Jawab: 4 mA memungkinkan deteksi kegagalan (0 mA = kabel putus) dan menyediakan daya minimal untuk sensor.
Q2: Apa kelebihan 4-20 mA vs 0-10 V?
→ Jawab: 4-20 mA kebal terhadap voltage drop, lebih tahan EMI, dan cocok untuk jarak jauh.
Q3: Mengapa industri tidak menggunakan rentang arus lain?
→ Jawab: 4-20 mA sudah distandarisasi global (ISA-50, IEC 60381), sehingga memudahkan integrasi antarperangkat.
Q4: Apakah 4-20 mA bisa digunakan untuk sensor digital?
→ Jawab: Ya, dengan protokol seperti HART yang menggabungkan sinyal analog 4-20 mA dan data digital.
Kesimpulan
Sinyal 4-20 mA menjadi standar industri karena kombinasi akurasi, keandalan, dan keamanannya. Dibandingkan sinyal tegangan, ia minim gangguan EMI, tidak terpengaruh panjang kabel, dan memungkinkan deteksi kesalahan melalui live zero. Untuk sistem otomasi yang membutuhkan presisi tinggi, 4-20 mA tetap menjadi pilihan utama.
Referensi:
- Standar IEC 60381-1: Sinyal Analog untuk Sistem Kontrol Proses.
- Buku “Industrial Automation: Hands-On” oleh Frank Lamb.
- Dokumentasi Mitsubishi PLC FX Series.