Kapan Pakai Docker, Kapan Pakai Kubernetes? Ini Jawaban Paling Simple!

Dalam dunia DevOps dan cloud modern, dua teknologi yang paling sering disandingkan adalah Docker dan Kubernetes. Banyak pemula menganggap keduanya bersaing—padahal kenyataannya Docker dan Kubernetes memiliki fungsi berbeda dan justru sering digunakan bersama.
Pada artikel ini, kita akan membahas:
- Apa itu Docker & Kubernetes
- Perbedaan fungsinya
- Kapan menggunakan Docker
- Kapan harus memakai Kubernetes
- Studi kasus IoT & Industrial Automation
🐳 Apa Itu Docker? (Container Runtime)
Docker adalah teknologi containerization yang memungkinkan aplikasi berjalan dalam lingkungan terisolasi, portable, dan ringan.
Fungsi utama Docker:
- Membuat dan menjalankan container
- Mengemas aplikasi beserta dependency
- Menjalankan microservices kecil tanpa VM
- Menstandarisasi environment aplikasi
Kelebihan Docker:
- Cepat, ringan
- Bisa dijalankan di laptop, server, maupun Raspberry Pi
- Portability tinggi
- Ideal untuk workflow developer
Kesimpulan:
Docker = Cara membuat dan menjalankan container.
☸️ Apa Itu Kubernetes? (Container Orchestrator)
Kubernetes adalah platform orkestrasi container yang mengelola banyak container secara otomatis.
Kubernetes mampu:
- Auto-healing (restart container jika crash)
- Load balancing
- Autoscaling
- Rolling update (update tanpa downtime)
- Menjalankan ratusan hingga ribuan container
Kapan butuh Kubernetes?
- Saat aplikasi Anda sudah berjalan di banyak container
- Saat membutuhkan reliability tingkat enterprise
- Saat butuh failover, clustering, dan autoscaling
Kesimpulan:
Kubernetes = Cara mengelola banyak container dalam skala besar.
🆚 Kubernetes vs Docker: Perbandingan Utama
| Fitur | Docker | Kubernetes |
| Fungsi | Menjalankan container | Mengatur ribuan container |
| Skala | Kecil–menengah | Besar & kompleks |
| Dependency | Berdiri sendiri | Butuh container runtime (Docker / containerd) |
| Multi-node | Tidak | Ya |
| Load balancing | Tidak | Ya |
| Auto-healing | Tidak | Ya |
| Rolling Update | Tidak | Ya |
| Cocok untuk | Developer, aplikasi kecil | Cloud, cluster, IoT gateway besar |
🔄 Apakah Kubernetes Menggantikan Docker? Jawabannya: Tidak
Banyak orang salah paham bahwa Kubernetes menggantikan Docker. Faktanya:
- Kubernetes membutuhkan container runtime
- Docker adalah salah satu runtime paling populer
- Kubernetes tetap dapat menjalankan container berbasis Docker image
Keduanya saling melengkapi, bukan saling menggantikan.
🧩 Analogi Termudah
- Docker = Box pengemas barang
- Kubernetes = Gudang besar yang mengatur ribuan box
Anda butuh keduanya untuk menjalankan sistem modern.
⚙️ Studi Kasus Industri: Docker vs Kubernetes di IoT & PLC
✔ Ketika bekerja dengan Raspberry Pi untuk gateway IoT:
- Docker cocok untuk menjalankan aplikasi seperti
MQTT Broker, Node-RED, Grafana, InfluxDB - Jika jumlah device semakin banyak → Kubernetes diperlukan untuk mengelola banyak container secara otomatis.
✔ SCADA/IIoT Deployment:
- Docker: Jalankan aplikasi FUXA, Grafana, Modbus Gateway
- Kubernetes: Gunakan saat sistem harus scalable dan high availability
(contoh: monitoring 50+ PLC di pabrik besar)
🧪 Contoh Pemakaian di Dunia Nyata
Docker digunakan untuk:
- Deploy Node-RED untuk IoT
- Menjalankan aplikasi SCADA FUXA
- Migrasi aplikasi lama ke container
Kubernetes digunakan untuk:
- Mengatur banyak container di cluster produksi
- Membangun private cloud industri
- Menjalankan layanan dashboard real-time skala besar
📌 Mana yang Harus Dipilih?
✔ Gunakan Docker jika:
- Aplikasi kecil atau single-container
- Pengembangan aplikasi lokal
- Raspberry Pi sebagai edge device
- Pemakaian SCADA mini atau gateway IoT
✔ Gunakan Kubernetes jika:
- Aplikasi terdiri dari banyak microservices
- Anda membutuhkan high-reliability
- Infrastruktur server lebih dari 2–3 node
- Perlu autoscaling container
🧾 Kesimpulan
Docker dan Kubernetes memiliki fungsi berbeda:
- Docker → membuat & menjalankan container
- Kubernetes → mengelola container dalam skala besar
Keduanya bukan kompetitor, tetapi mitra kuat dalam dunia DevOps, IoT, dan industrial automation.
Jika Anda baru mulai, gunakan Docker terlebih dahulu. Setelah aplikasi berkembang dan butuh reliability tinggi, barulah gunakan Kubernetes.








