Transformasi Laplace dan Hubungannya dengan Sistem Orde 1, 2, dan 3

📌 Pendahuluan

Dalam dunia kontrol industri—baik PLC, mikrokontroler, otomasi proses, maupun sistem IoT—analisis dinamika sistem merupakan fondasi utama untuk memahami bagaimana sebuah proses merespon input. Karena hampir semua proses industri memiliki sifat dinamis (response time, delay, inertia), maka teknik matematis seperti Transformasi Laplace dan konsep Orde Sistem sangat penting untuk dianalisis.

Artikel ini akan menjelaskan:

  1. Apa itu Transformasi Laplace
  2. Mengapa domain waktu diubah ke domain frekuensi (s-domain)
  3. Hubungan Transformasi Laplace dengan sistem orde 1, 2, dan 3
  4. Contoh-contoh fisik dalam dunia industri
  5. Kesimpulan yang mudah dipahami

🧩 1. Apa Itu Transformasi Laplace?

Transformasi Laplace adalah teknik matematis untuk mengubah suatu fungsi dari domain waktu (t) menjadi fungsi dalam domain frekuensi kompleks (s).

Secara matematis:

RUMUS LAPLACE

Fungsi dalam domain Laplace (s-domain) memudahkan kita menganalisis sistem yang kompleks karena:

Persamaan diferensial → berubah menjadi persamaan aljabar

Ini sangat penting karena dinamika sistem biasanya mengandung turunan (derivative) dan integral yang sulit diselesaikan secara langsung di domain waktu.

Memudahkan mendapatkan transfer function

Transfer Function (G(s)) adalah dasar analisis kontrol modern (PID, feedforward, stabilitas, response time).

Pola stabilitas sistem terlihat jelas

Letak pole di domain s menentukan apakah sistem stabil, osilatif, atau tidak stabil.

Memudahkan perhitungan respon transien

Rise time, settling time, overshoot—semua bisa dihitung dari bentuk Laplace.

🛠 2. Mengapa Domain Waktu Diubah ke Domain Frekuensi?

Di dunia nyata, banyak proses industri—seperti suhu, level, flow, tekanan, atau motor—berbentuk persamaan diferensial yang sulit dianalisis secara langsung.

Contoh persamaan suhu:

PERSAMAAN SUHU

Sulit diselesaikan di waktu.
Tetapi setelah di-Laplace-kan:

JADI LAPLACE

Maka:

➡ Bentuk ini jauh lebih mudah dianalisis karena hanya berupa aljabar.

🧱 3. Apa Itu Orde Sistem?

Orde sistem menunjukkan kompleksitas dinamika suatu proses. Dalam kontrol, orde sistem ditentukan dari pangkat tertinggi variabel s pada penyebut (denominator) transfer function.

Orde 1 → pangkat s tertinggi = 1

Orde 2 → pangkat s tertinggi = 2

Orde 3 → pangkat s tertinggi = 3

Jumlah orde biasanya berkaitan dengan jumlah energi tersimpan dalam sistem, seperti:

  • Kapasitansi panas
  • Volume fluida
  • Kapasitansi listrik
  • Inersia mekanik
  • Elastisitas (spring)

Orde sistem inilah yang menentukan bentuk respon sistem (cepat, lambat, osilasi, overshoot).

🥇 4. Sistem Orde 1

Transfer Function:

Ciri-ciri:

  • Respon eksponensial
  • Tidak ada overshoot
  • Punya time constant (τ)
  • Respon lambat dan stabil
  • 63% tercapai pada 1τ

Contoh industri:

  • Sensor suhu
  • Tank level sederhana
  • Heater kecil
  • Filter RC
  • Input analog PLC

Orde 1 adalah yang paling sering terlihat di plant industri yang sifatnya lambat.

🥈 5. Sistem Orde 2

Transfer Function:

Ciri-ciri:

  • Bisa ada overshoot
  • Bisa osilasi
  • Dapat menjadi overdamped, underdamped, atau critically damped
  • Ditentukan oleh parameter:
    • ωₙ = natural frequency
    • ζ = damping ratio

Contoh industri:

  • Motor DC dengan beban
  • Servo motor
  • Valve air/steam yang cepat
  • Sistem mekanik dengan elastisitas
  • Robot arm

Orde 2 adalah sistem yang biasanya menjadi target tuning PID dalam otomasi industri.

🥉 6. Sistem Orde 3 dan Lebih Tinggi

Transfer function:

Ciri-ciri:

  • Respon lebih kompleks
  • Terdapat banyak pole
  • Memiliki delay tambahan
  • Pada industri, sering didekati menjadi orde 1 atau orde 2 agar mudah dikontrol

Contoh industri:

  • Heat exchanger multi-tahap
  • Boiler
  • Sistem HVAC besar
  • Motor + gearbox + mekanik + sensor
  • Plant dengan banyak loop kontrol

Di plant industri besar, sistem sebenarnya bisa orde 5 atau 6, namun biasanya dilakukan model simplification agar dapat ditangani controller.

🔗 7. Hubungan Transformasi Laplace dengan Orde Sistem

Hubungan keduanya sangat erat:

Transformasi Laplace mengubah persamaan diferensial → persamaan aljabar

Sehingga struktur matematis sistem menjadi terlihat jelas.

Orde sistem = pangkat tertinggi s pada penyebut fungsi Laplace

Tanpa Laplace, sulit melihat orde sistem hanya dari persamaan waktu.

Bentuk transfer function yang diperoleh dari Laplace menunjukkan:

  • stabilitas (pole)
  • dinamika (time constant, damping ratio, natural frequency)
  • karakter plant (lambat, cepat, osilatif)

Semakin tinggi orde, semakin kompleks respon sistem

Karena itu kontrol engineer sering menyederhanakan (model reduction).

🧩 8. Contoh Singkat Hubungan Laplace–Orde

Persamaan Waktu

Transformasi Laplace

Transfer Function

Pangkat s tertinggi = 2 → sistem orde 2

Laplace-lah yang membuat orde sistem langsung terlihat.

🏁 Kesimpulan

  1. Transformasi Laplace digunakan untuk memudahkan analisis sistem dinamis dengan mengubah domain waktu menjadi domain frekuensi (s-domain).
  2. Laplace mengubah persamaan diferensial menjadi bentuk aljabar yang mudah dianalisis.
  3. Orde sistem ditentukan oleh pangkat tertinggi variabel s pada denominator transfer function.
  4. Orde 1 → respon lambat dan tanpa overshoot
    Orde 2 → bisa osilasi dan overshoot
    Orde 3 → kompleks, sering disederhanakan
  5. Dalam industri, pemahaman Laplace dan orde sangat penting untuk tuning PID, menganalisis plant, dan memastikan stabilitas sistem.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *