Arsitektur PLC untuk brand-brand terkenal di industri

Arsitektur PLC Allen-Bradley

Allen-Bradley (Rockwell Automation) adalah salah satu merek PLC terpopuler. Sistem PLC Allen-Bradley umumnya berupa rangkaian modul pada rack (misalnya seri ControlLogix atau CompactLogix). Tiap sistem terdiri dari modul CPU (pengolah utama), modul input/output (I/O) digital/analog, catu daya (power supply), dan modul komunikasi jaringan (misalnya Ethernet/IP). Modul-modul I/O dihubungkan ke CPU melalui backplane dalam rak, yang menyediakan daya dan jalur komunikasi antar modul. Pada lini PLC yang lebih kecil (seperti MicroLogix), CPU, I/O, dan power supply sudah terintegrasi dalam satu unit kompak.

Untuk pemrograman, Allen-Bradley menggunakan perangkat lunak Studio 5000 (sebelumnya RSLogix 5000) untuk seri ControlLogix/CompactLogix, serta RSLogix 500 untuk seri yang lebih tua (SLC500/MicroLogix). Software ini mendukung pemrograman Ladder Logic, Function Block, dan bahasa IEC lainnya. Ladder logic Allen-Bradley tergolong mudah dipelajari bagi pemula, dan Studio 5000 memiliki tampilan grafis yang intuitif. Kelebihan Allen-Bradley adalah ekosistem modulnya yang luas dan dukungan protokol populer (EtherNet/IP, DeviceNet), sehingga fleksibilitas dan integrasinya sangat baik. Namun demikian, sistem Allen-Bradley cenderung berbiaya lebih tinggi dibanding merk lain.

arsitektur allen bradley

Level 0 – Field Devices / Process

Ini adalah lapisan paling bawah yang berhubungan langsung dengan proses fisik di lapangan.
Berisi:

    • Sensor & Aktuator: Termasuk transmitter tekanan, flow meter, temperatur, dan aktuator katup.
    • Motor Control & MCC (Motor Control Center): Mengatur motor-motor industri.
    • HART / Foundation Fieldbus / EtherNet/IP: Protokol komunikasi yang menghubungkan perangkat lapangan ke kontroler.
    • IS Barrier (Intrinsically Safe Barrier): Proteksi agar sinyal listrik aman digunakan di area berbahaya (Hazardous Location).
    • XM Modules for Condition Monitoring: Untuk memantau kondisi peralatan seperti getaran motor.

Level 1 – Process Control

Lapisan ini mengatur proses industri secara real-time.
Berisi:

    • PLC / Controller Allen-Bradley: Digambarkan sebagai Redundant Controller Pair untuk keandalan tinggi.
    • Remote I/O Rack: Modul I/O yang ditempatkan jauh dari kontroler utama.
    • SIL (Safety Integrity Level):
      • SIL 1, 2, 3 menunjukkan level integritas keselamatan sistem.
      • TMR (Triple Modular Redundancy) digunakan untuk SIL 3, di mana 3 prosesor berjalan paralel untuk menghindari kegagalan tunggal.
    • Local Operation Interface: Panel HMI lokal untuk pengoperasian di dekat proses.
    • Cnet Downlink & Fiber Link: Jalur komunikasi antara kontroler dan modul-modul I/O.

Level 2 – Supervisory

Lapisan ini digunakan untuk monitoring, pengaturan, dan pengendalian secara terpusat.
Berisi:

    • Engineering Work Station (EWS): Digunakan untuk konfigurasi, pemrograman, dan pemeliharaan sistem.
    • Operator Work Station (OWS): Tempat operator memantau proses secara real-time.
    • Domain Controller: Server yang mengelola keamanan jaringan dan autentikasi.
    • Historian: Menyimpan data historis proses untuk analisis.
    • Asset Centre: Mengelola data aset industri seperti konfigurasi perangkat dan log perawatan.
    • PASS & Batch Server: Server sistem otomasi proses dan batch processing.

Level 3 – Manufacturing Operations

Lapisan ini menghubungkan sistem kontrol pabrik ke sistem manajemen perusahaan.

    • Enterprise Integration Server: Mengintegrasikan data produksi ke sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau sistem IT perusahaan.

Alur Kerja Singkat

    1. Data dari sensor & aktuator (Level 0) dikirim ke PLC/Controller (Level 1) melalui protokol industri.
    2. PLC mengolah data dan mengirim perintah kembali ke aktuator.
    3. HMI & server di Level 2 memantau, menyimpan, dan mengatur proses.
    4. Data penting dikirim ke sistem manajemen perusahaan di Level 3 untuk analisis dan perencanaan produksi.

 

Arsitektur PLC Siemens

Siemens memasarkan PLC di bawah merek SIMATIC (misalnya seri S7). Arsitektur PLC Siemens juga modular: umumnya terdiri dari catu daya 24V DC, modul CPU, dan berbagai modul I/O serta komunikasi (Profibus/Profinet/Ethernet) yang dipasang pada rak/bus backplane. Misalnya, seri SIMATIC S7-1200 adalah CPU kompak dengan I/O terintegrasi, sedangkan seri S7-1500 dan S7-300/400 menggunakan rak modul yang dapat diperluas. Secara umum, komponen hardware Siemens meliputi power supply, CPU, modul I/O, dan modul komunikasi.

Untuk pemrograman, Siemens menggunakan perangkat lunak TIA Portal (STEP 7). TIA Portal adalah lingkungan terpadu yang mendukung pemrograman PLC, HMI, dan perangkat jaringan Siemens lainnya. Bahasa pemrogramannya mengikuti standar IEC 61131-3 (ladder, FBD, structured text, dll.). Siemens terkenal dengan perangkat engineering canggih dan kinerja tinggi – misalnya prosesor PLC S7-1500 berkecepatan tinggi dan kapasitas memori besar. Kelebihan Siemens adalah skalabilitas dan reliabilitasnya (banyak digunakan pada pabrik besar dan otomasi kompleks). Kekurangannya, software TIA Portal memiliki kurva belajar yang lebih curam bagi pemula dibanding program AB, dan biaya sistemnya relatif tinggi.

arsitektur siemens plc

1️ Lapisan Field Level (Level 0)

Bagian paling bawah berisi perangkat lapangan dan koneksi ke sistem kontrol:

    • Sensor & Aktuator
      Termasuk Fieldbus Foundation (FF-H1), AS-Interface, Profibus PA/DP, Modbus serial, dan integrasi dengan perangkat pintar seperti HART.
    • Integrated Drives
      Motor dan inverter yang langsung terhubung via Profibus DP.
    • Perangkat Zona
      • Zone 0 / Zona Berbahaya (Ex) → Perangkat intrinsik aman untuk area berpotensi ledakan.
      • Weighing Systems → Sistem timbangan otomatis.
    • Active Field Distributors & Couplers
      Digunakan untuk menghubungkan dan mendistribusikan sinyal Profibus PA.
    • Komunikasi Lapangan
      • DP/PA Link → Konversi antara Profibus DP dan Profibus PA.
      • CP341 → Modul komunikasi serial untuk Modbus, dsb.

2️ Lapisan Control Level (Level 1)

Lapisan ini adalah inti PLC/DCS yang memproses sinyal dan menjalankan logika kontrol.

    • Standard Automation Systems
      • SIMATIC S7-300, S7-400, ET 200M, ET 200SP.
    • Fault-Tolerant Automation Systems
      • PLC dengan redundansi penuh (ET 200M single/redundant, ET 200iSP).
    • Safety-Related Automation Systems
      • PLC dengan modul F (Failsafe) untuk SIL-rated safety control.
    • TeleControl-related Components
      • RTU (Remote Terminal Unit) seperti S7-300/400 untuk lokasi jauh.
      • Modem, TCP/IP serial, WAN Router untuk komunikasi jarak jauh.
      • Komunikasi protokol IEC 850-5 untuk distribusi data.

3️ Lapisan Supervisory Level (Level 2)

Lapisan ini adalah pusat pengawasan dan pengendalian proses.

    • OS/Batch/Route Control/TeleControl Clients
      Operator workstation (HMI/SCADA) untuk mengawasi proses.
    • OS / Route Control Server
      Server kontrol rute proses dan manajemen batch.
    • Batch/Archive Server
      Menyimpan data historis dan pengaturan batch produksi.
    • Maintenance Server
      Server untuk diagnosa dan pemeliharaan sistem.
    • Engineering Stations
      Digunakan untuk pemrograman dan konfigurasi PLC/DCS.
    • TeleControl OS Server
      Menghubungkan stasiun pusat dengan RTU di lapangan jarak jauh.

4️ Lapisan Enterprise Level (Level 3)

Lapisan teratas untuk integrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

    • SIMATIC IT → Sistem MES (Manufacturing Execution System) & integrasi ERP.
    • Data Monitor & SAP → Akses informasi produksi ke tingkat manajemen.
    • Web Client → Akses monitoring & maintenance via browser/internet.
    • Management Information System → Pelaporan dan analisis kinerja produksi.

Alur Data Singkat

    1. Sensor/aktuator di lapangan (Field Level) mengirim data ke PLC via Profibus/FF/Modbus.
    2. PLC & sistem safety (Control Level) memproses logika kontrol dan safety.
    3. Operator workstation (Supervisory Level) memantau & mengendalikan proses.
    4. Server manajemen (Enterprise Level) mengintegrasikan data ke ERP/MES.

 

Arsitektur PLC Schneider Electric

Schneider Electric menjual PLC di bawah lini Modicon (seperti M340, M580, dan Quantum). Arsitektur Modicon bersifat modular: misalnya platform X80 memiliki rangkaian modul dengan form factor yang sama, mencakup backplane, power supply, modul I/O digital/analog, modul komunikasi, dan modul khusus lainnya. Power supply memberikan tegangan 24V ke CPU dan modul-modul I/O pada backplane. Modul I/O Schneider tersedia dalam versi digital (bit) dan analog, sesuai tugas pengendalian industri. Komunikasi didukung oleh berbagai protokol standar (EtherNet/IP, Modbus, Profibus, dll.) tergantung modul yang dipasang.

Software pemrograman Schneider adalah EcoStruxure Control Expert (sebelumnya Unity Pro). Control Expert menyediakan antarmuka IEC 61131-3 dan library siap pakai untuk keluarga Modicon. PLC Schneider dikenal handal dan berfokus pada efisiensi energi. Misalnya, seri Modicon sering dipuji karena konsumsi dayanya efisien dan dukungan IoT melalui platform EcoStruxure. Di kalangan pemula, satu kelemahan mungkin adalah popularitasnya yang lebih rendah dibanding AB/Siemens, sehingga materi pelatihan atau komunitasnya tak sebesar itu. Namun, Schneider unggul dalam integrasi industri dan konektivitas (Modicon mendukung banyak protokol dan solusi smart factory).

arsitektur modicon plc schneider

 

Arsitektur PLC Omron

Omron menyediakan PLC untuk otomasi mesin skala kecil hingga menengah. Beberapa lini utamanya antara lain seri CJ2 (PLC modular untuk mesin ukuran menengah), CS1 (sistem rack besar), dan CP (PLC kompak). Misalnya, sistem Omron CS1 menggunakan satu CPU rack yang terdiri dari CPU Unit, Power Supply Unit, dan Bus Interface; dapat dihubungkan hingga tujuh rak ekspansi I/O terpisah untuk mencapai ribuan titik I/O. Omron juga mendukung fitur hot-swap: CPU, power supply, dan modul I/O dapat diganti tanpa mematikan sistem. Untuk sistem lebih kecil, seri CP1/CP2 memiliki rangkaian I/O onboard dan beberapa modul tambahan yang dipasang di samping CPU. Bus komunikasi Omron (seperti CompoBus/S dan Ethernet) memungkinkan konektivitas jarak jauh dan integrasi dengan sistem otomatisasi lain.

Perangkat lunak utama untuk Omron adalah CX-One/CX-Programmer (suite terintegrasi) serta Sysmac Studio untuk seri otomasi terbarunya. CX-Programmer memudahkan pemrograman ladder dan pengaturan PLC Omron. Omron terkenal dengan daya tahan dan akurasi PLC-nya. Kelebihan Omron adalah kesederhanaan penggunaan dan integrasi baik dengan produk Omron lain (seperti robotika), sehingga banyak dipakai di pabrik-pabrik Asia. Untuk pemula, Omron relatif ramah karena PLC nya dirancang untuk aplikasi mesin khusus.

arsitektur omron1

  1. Bagian Pemrograman & Simulasi (Programming/Simulation)
    • Perangkat Lunak:
      • CX-Programmer: Untuk membuat dan mengedit program PLC.
      • CX-Simulator: Untuk menjalankan simulasi program PLC sebelum di-download ke perangkat nyata.
    • Hardware:
      • CJ2 PLC: CPU PLC seri CJ2 yang dapat dihubungkan ke jaringan dan melakukan kontrol logika.
    • Fungsi: Digunakan untuk membuat logika kontrol, debugging, dan menguji program tanpa mengganggu proses produksi.
  1. Pembuatan Layar Terminal (Programmable Terminal Screen Creation)
    • NS (Programmable Terminal / HMI): Layar sentuh untuk antarmuka operator.
    • CX-Designer: Software untuk membuat tampilan pada HMI.
    • CX-Protocol: Membuat makro protokol untuk komunikasi dengan perangkat eksternal.
    • Fungsi: Menyediakan tampilan interaktif bagi operator untuk memantau dan mengendalikan mesin.
  1. Kontrol Proses Berbasis PLC (PLC-based Process Control)
    • CJ1 Loop Controller: PLC khusus untuk kontrol proses (misalnya suhu, tekanan, flow).
    • CX-Process Tool: Software untuk mengonfigurasi dan memantau loop controller.
    • Fungsi: Digunakan di industri proses untuk pengendalian variabel secara presisi.
  1. Kontrol Gerak (Motion Control)
    • PLC CJ2 dengan Modul Motion: Digunakan untuk mengendalikan motor dan aktuator presisi.
    • CX-Motion / CX-Position: Software konfigurasi dan pemrograman untuk motion control.
    • Fungsi: Aplikasi seperti mesin CNC, robot, dan konveyor presisi.
  1. Pengaturan Jaringan (Network Settings)
    • EtherNet/IP: Protokol komunikasi berbasis Ethernet untuk menghubungkan PLC, HMI, sensor, dan aktuator.
      • NX I/O Unit dan IO-Link Device: Modul input-output fleksibel untuk berbagai sensor/aktuator.
      • CX-Integrator / NX-I/O Configurator: Software untuk konfigurasi jaringan.
    • DeviceNet: Digunakan untuk menghubungkan remote I/O, temperatur controller.
      • CX-Thermo: Software untuk konfigurasi temperature controller.
    • CompoNet: Jaringan komunikasi cepat untuk remote I/O.
    • MECHATROLINK-II & EtherCAT: Protokol kecepatan tinggi untuk servo dan inverter.
  1. Pengaturan Servo/Inverter (Servo/Inverter Settings)
    • Servomotor dan Inverter: Perangkat untuk mengontrol kecepatan, posisi, dan torsi motor.
    • CX-Drive: Software konfigurasi dan tuning servo/inverter.
    • Fungsi: Kontrol motor yang presisi untuk mesin produksi.
  1. Integrasi Sistem

Semua komponen ini terhubung melalui berbagai protokol komunikasi:

    • EtherNet/IP → komunikasi tingkat pabrik (factory level).
    • DeviceNet, CompoNet → komunikasi jarak menengah untuk modul I/O dan kontroler.
    • MECHATROLINK-II, EtherCAT → komunikasi kecepatan tinggi untuk motion control.

arsitektur omron2

1. Big Data & Integrasi Cloud

    • MQTT digunakan untuk mengirim data dari PLC ke server atau platform Big Data di cloud.
    • Data ini bisa digunakan untuk analisis, monitoring jarak jauh, dan integrasi dengan sistem IIoT.

2. Controller (Otak Sistem)

    • NX1P & NX7 Machine Automation Controller → PLC seri NX yang mengontrol seluruh proses.
    • PLC ini terhubung ke NA Programmable Terminal (HMI) untuk visualisasi dan pengoperasian sistem.
    • Semua terhubung melalui jaringan EtherNet/IP untuk komunikasi tingkat pabrik.

3. Jaringan Komunikasi

    • EtherNet/IP → Untuk komunikasi pabrik/otomasi tingkat tinggi (factory automation network).
    • EtherCAT → Untuk komunikasi real-time antar mesin (real-time machine network), cocok untuk kontrol servo, inverter, dan I/O.
    • IO-Link → Untuk koneksi ke sensor pintar (intelligent sensing).

4. Motion Control

    • 1S Servo System → Kontrol presisi untuk pergerakan mesin.
    • MX2 Inverter → Mengatur kecepatan dan torsi motor AC.
    • Semua terkoneksi ke PLC via EtherCAT untuk respon real-time.

5. I/O (Input/Output)

    • NX I/O & IP67 I/O → Modul input/output untuk menghubungkan sensor dan aktuator.
    • IP67 tahan air/debu untuk lingkungan industri keras.
    • Menggunakan EtherCAT untuk transfer data cepat.

6. Safety

    • NX Safety → Modul keamanan untuk mengendalikan fungsi keselamatan seperti Emergency Stop atau sensor keselamatan.
    • Terintegrasi penuh dengan PLC melalui EtherCAT sehingga safety dan kontrol mesin ada di satu sistem.

7. Sensing

    • Photoelectric Sensor → Deteksi objek menggunakan cahaya.
    • Proximity Sensor → Deteksi logam tanpa kontak fisik.
    • Terhubung menggunakan IO-Link untuk komunikasi data sensor yang lebih kaya (bukan hanya ON/OFF).

8. Vision

    • FH Vision System → Sistem kamera industri untuk inspeksi kualitas, deteksi cacat, dan panduan robot.
    • Terhubung langsung ke PLC untuk pemrosesan cepat.

📌 Intinya:
Gambar ini menunjukkan bagaimana PLC Omron NX series menjadi pusat kontrol, menghubungkan berbagai perangkat (servo, inverter, I/O, safety, sensor, kamera) dengan EtherNet/IP, EtherCAT, dan IO-Link, serta dapat mengirim data ke cloud via MQTT untuk mendukung konsep Smart Factory dan Industry 4.0.

Arsitektur PLC Mitsubishi

PLC Mitsubishi (famili MELSEC) mencakup berbagai model dari yang sangat kecil hingga sistem besar. Contohnya, seri FX adalah PLC “brick” kecil dengan CPU dan I/O terintegrasi dalam satu perangkat; sedangkan seri MELSEC iQ-R (atau seri sebelumnya Q/L) adalah PLC modular besar. Arsitekturnya mirip PLC modular lain: terdapat base unit (din/gabungan slot) yang menampung CPU module, power supply, dan modul-modul I/O. Power supply Mitsubishi memberikan daya bagi CPU dan semua modul I/O yang terpasang. Modul I/O digital dan analog disediakan terpisah, termasuk modul khusus seperti counter atau pengendali posisi. Mitsubishi juga memiliki modul fungsional (motion, jaringan, pengukuran energi, dll) seperti dijelaskan oleh katalog iQ-R.

Untuk pemrograman, Mitsubishi menggunakan software GX Works2/GX Works3 (evolusi dari GX Developer). GX Works mendukung IEC 61131-3 dan memiliki antarmuka terintegrasi untuk konfigurasi hardware dan ladder logic. Mitsubishi PLC dikenal keandalannya dan desainnya yang ringkas dan modular. Keunggulan Mitsubishi terletak pada respon cepat (high-speed processing) dan fleksibilitas modulnya. Banyak digunakan di Asia, terutama Jepang, dan harga relatif lebih terjangkau (serinya cocok untuk skala kecil-menengah).

arsitektur mitsubishi

  1. Lapisan Atas – Level Supervisory & MES
    • MES (Manufacturing Execution System) → Sistem level pabrik yang memantau dan mengendalikan proses produksi secara keseluruhan.
    • Terhubung via Ethernet ke Industrial Switching HUB.
    • Laptop dengan MELSOFT GX Works2 → digunakan untuk engineering, programming, dan konfigurasi PLC.
    • Ada Wireless LAN untuk akses nirkabel ke PLC.
  1. Level Kontrol – CC-Link IE Control Network
    • Menggunakan MELSEC iQ-R series PLC sebagai pusat kontrol.
    • CC-Link IE Control Network (warna oranye tebal di gambar) → kecepatan 1 Gbps, dipakai untuk sinkronisasi data berkecepatan tinggi antar CPU dan sistem kontrol.
    • Terhubung ke HMI (Human Machine Interface / GOT) untuk pemantauan.
    • Dapat menghubungkan beberapa master station.
  1. Level Field – CC-Link IE Field Network
    • CC-Link IE Field Network (warna merah muda di gambar) → kecepatan 1 Gbps, untuk menghubungkan perangkat lapangan (remote I/O, inverter, robot, dll.) ke PLC.
    • Bisa menggunakan Ethernet Interface Module atau langsung melalui Master/Local Module.
    • Contoh perangkat terhubung:
      • Remote I/O Module
      • Inverter (VFD)
      • Robot
      • Label Printer
      • Barcode Reader
      • Servo Motor
    • Ada versi CC-Link IE Field Basic (biru muda) → berbasis Ethernet standar, biaya lebih rendah.
  1. Jaringan CC-Link (Klasik)
    • CC-Link (warna biru tua) → komunikasi fieldbus hingga 10 Mbps, digunakan untuk koneksi perangkat seperti:
      • I/O Module
      • Inverter
      • Sensor
  1. AnyWire ASLINK
    • Jaringan untuk sensor dan aktuator jarak dekat (warna abu-abu).
    • Kecepatan lebih rendah, cocok untuk wiring sederhana.
    • Menghubungkan:
      • ASLINKER
      • ASLINKAMP
      • ASLINKSENSOR
  1. SSCNET III/H
    • Jaringan servo motion control Mitsubishi (warna biru tebal di kanan bawah).
    • Kecepatan hingga 150 Mbps, digunakan untuk kontrol sinkronisasi motor servo dengan latensi sangat rendah.
    • Terhubung ke:
      • Motion Controller
      • Simple Motion Module
      • Servo Motor
  1. Ringkasan Protokol yang Digunakan
Protokol Kecepatan Fungsi Utama
Ethernet 10/100 Mbps – 1 Gbps Integrasi MES, HMI, perangkat umum
CC-Link IE Control 1 Gbps Sinkronisasi antar CPU, kontrol tingkat tinggi
CC-Link IE Field 1 Gbps Integrasi perangkat lapangan ke PLC
CC-Link IE Field Basic <100 Mbps Alternatif biaya rendah berbasis Ethernet
CC-Link (Klasik) ≤10 Mbps Fieldbus tradisional untuk I/O & inverter
AnyWire ASLINK Rendah Sensor/aktuator sederhana
SSCNET III/H 150 Mbps Kontrol gerakan servo
  1. Konsep Hierarki
    • Level Enterprise: MES & Engineering PC → Ethernet
    • Level Kontrol: PLC utama → CC-Link IE Control
    • Level Lapangan: Remote I/O, HMI, Robot, Servo → CC-Link IE Field / SSCNET / AnyWire
    • Level Device: Sensor & aktuator sederhana → AnyWire ASLINK

Perbandingan Antar Vendor

Secara umum, kelima vendor di atas memiliki karakteristik masing-masing. Allen-Bradley dan Siemens dominan di pasar kelas atas karena performa tinggi dan ekosistem yang komprehensif. Keduanya mendukung banyak jenis modul dan protokol, tetapi Allen-Bradley terkenal dengan software ladder yang lebih user-friendly, sedangkan Siemens menawarkan pendekatan terpadu (TIA Portal) dengan banyak fitur canggih. Mitsubishi dan Omron cenderung fokus pada solusi yang ringkas dan biaya lebih hemat, cocok untuk aplikasi mesin kecil hingga menengah. Schneider Electric menonjol dalam integrasi industri berkat platform EcoStruxure dan dukungan konektivitas yang luas (IoT dan protokol industri).

Dalam hal kemudahan penggunaan, ladder logic yang intuitif menjadikan Allen-Bradley dan Omron relatif mudah dipelajari untuk pemula. Siemens dan Schneider menawarkan lingkungan engineering yang terintegrasi tapi membutuhkan kurva belajar lebih tinggi. Semua merek umumnya mendukung pemrograman IEC standar, sehingga mirip-mirip dalam fungsi, tapi perbedaan utama terletak pada UI software dan dukungan kelas industri tertentu.

Berikut tabel ringkasan keunggulan dan karakteristik tiap brand:

Vendor Fleksibilitas Kemudahan Pemakaian Integrasi Industri Popularitas
Allen-Bradley Sangat modular, ekosistem Logix luas (Compact/ControlLogix) Ladder dan Studio 5000 populer dan mudah dipelajari Terintegrasi dengan Rockwell/FactoryTalk, protokol EtherNet/IP Sangat populer di Amerika Utara dan global
Siemens Sangat modular (S7 series), performa tinggi TIA Portal komprehensif tapi butuh pembelajaran (IEC languages) Kuat di integrasi otomasi industri (Profibus/Profinet, HMI, SCADA) Dominan di Eropa/global, terkenal andal
Schneider Electric Modular (Modicon X80), fokus efisiensi energi Unity Pro/EcoStruxure lengkap tapi pasar pembelajar relatif terbatas Konektivitas kuat (EtherNet/IP, Modbus, IoT-ready) Sangat populer di Eropa; dikenal inovatif dan handal
Omron Skalabel untuk mesin (kompak sampai rack besar) PLC ringkas, ladder simple dan CX-Programmer mudah dipelajari Baik pada aplikasi mesin dan robotika (komunikasi CompoBus/S, Ethernet) Populer di Asia (mesin industri kecil), PLC tahan lama dan akurat
Mitsubishi Sangat modular, seri FX kompak hingga iQ-R canggih Ladder-oriented, GX Works intuitive untuk pengguna IEC Banyak digunakan di otomotif dan manufaktur (banyak opsi I/O/modul) Populer di Asia Pasifik, terkenal andal dan hemat biaya

Catatan: Perbandingan di atas disimpulkan dari dokumentasi dan sumber industri. Siemens dan Allen-Bradley unggul di aplikasi skala besar dan presisi tinggi, sedangkan Mitsubishi dan Omron lebih ekonomis untuk proyek menengah ke bawah. Schneider Electric cocok untuk kebutuhan otomasi terpadu dan konektivitas canggih di lingkungan industri.

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *