Perbandingan Fieldbus dan Sistem 4–20 mA Konvensional

Fieldbus adalah jaringan digital multi-drop untuk transmisi data antara PLC/DCS dan instrumen lapangan, sedangkan sistem 4–20 mA tradisional menggunakan kawat point-to-point untuk setiap sensor atau aktuator. Diagram berikut menunjukkan arsitektur Fieldbus (kiri) vs wiring analog 4–20 mA tradisional (kanan). Pada Fieldbus, banyak perangkat lapangan (sensor, aktuator, even controller terintegrasi) dapat terhubung pada satu kabel bus, sedangkan pada sistem 4–20 mA tradisional setiap perangkat memerlukan kabel tersendiri dan sering melibatkan kotak pertemuan (marshalling rack) serta wiring multikore untuk menuju PLC. Akibatnya, sistem analog 4–20 mA memerlukan banyak kabel panjang dengan banyak koneksi, sehingga instalasi mahal, pemeliharaan rumit, dan troubleshooting sulit dilakukan. Fieldbus dirancang untuk menggantikan wiring point-to-point tersebut, sehingga kabel lapangan berperan sebagai “bus” tunggal yang melayani banyak instrumen.

Gambar: Arsitektur sistem Fieldbus (kiri) versus wiring point-to-point 4–20 mA konvensional (kanan). Fieldbus menggunakan kabel bus dua kawat bersama untuk banyak perangkat, sedangkan sistem 4–20 mA memerlukan kabel terpisah (dengan kotak junction/rak marshall) untuk tiap instrumen lapangan.

Ads Jadwal Training bisaioti Offline
NoMateriTanggalWaktuHargaLokasiViewAction
1IOT PLC SCADA Siemens7-8 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/siemens/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-siemens/
2IOT PLC SCADA Omron14 - 15 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/omron/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-omron/
3IOT PLC SCADA Schneider21-22 Juni 202508.00 -16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/schneider/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-schneider/
4IOT PLC SCADA Allen Bradley28-29 Juni 202508.00-16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/allen-bradly/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-allen-bradley/

Efisiensi Pemasangan Kabel dan Skalabilitas

Pada Fieldbus, satu kabel multidrop dapat menghubungkan beberapa sensor/aktuator secara bersama, sehingga secara dramatis mengurangi total panjang kabel dan jumlah sambungan. Dengan satu bus kabel utama, penambahan perangkat baru hanya perlu koneksi cabang ke bus tersebut, tanpa perlu rerouting besar atau penambahan banyak kabel baru. Sebaliknya, sistem 4–20 mA tradisional memerlukan kabel analog terpisah untuk tiap titik pengukuran, sering menggunakan kabel multikore dan rak marshalling untuk mengelompokkan sinyal menuju PLC. Hal ini membuat wiring tradisional lebih banyak memakan waktu dan biaya. Karena Fieldbus mengurangi jumlah koneksi hingga ~80% dan jarak kabel, instalasi lapangan bisa lebih ringkas dan cepat dibandingkan banyak kabel analog terpisah.

  • Biaya Pemasangan: Fieldbus umumnya menghemat biaya instalasi 20–40% dibanding wiring analog karena pengurangan kabel, konektor, dan komponen pendukung (kotak persimpangan, tray kabel, dsb.).
  • Skalabilitas: Pada Fieldbus, menambah node baru hanya perlu segmen kabel dari jaringan utama ke perangkat baru, lebih mudah dan murah dibanding harus membuka jalur kabel baru ke panel kontrol seperti pada 4–20 mA.

Fleksibilitas dan Kemampuan Sistem

Fieldbus memberikan komunikasi dua-arah (two-way communication) sehingga perangkat lapangan tidak hanya mengirim sinyal proses, tetapi juga menerima data konfigurasi, menjalankan kalibrasi, atau mentransmisikan diagnostik ke PLC/DCS. Sensor/aktuator Fieldbus biasanya dilengkapi mikroprosesor, memungkinkan fungsi tambahan seperti konfigurasi jarak jauh, pengujian, dan informasi pemeliharaan dari perangkat langsung ke sistem kontrol. Dalam prakteknya, ini membuat instrumen Fieldbus lebih “cerdas” daripada instrumen analog 4–20 mA biasa. Sebaliknya, pada loop 4–20 mA tradisional pengaturan/simulasi instrumen banyak dilakukan secara manual (misal dengan HART communicator jika tersedia), dan hanya membawa data proses dasar saja.

Fieldbus juga mendukung beragam protokol terbuka sesuai standar IEC (misalnya Profibus, FOUNDATION Fieldbus, HART digital, Modbus, EtherNet/IP). Standar terbuka ini memungkinkan integrasi multi-vendor dan fleksibilitas dalam memilih perangkat dari berbagai produsen. Sebagai perbandingan, sinyal 4–20 mA adalah sinyal loop analog baku (IEC 60381-1) yang point-to-point; jika diperlukan kemampuan data tambahan biasanya digunakan protokol seperti HART yang berjalan di atas loop 4–20 mA.

  • Diagnostik: Perangkat Fieldbus dapat mengirimkan data diagnostik kesehatan (kesalahan, alarm, history) kembali ke PLC/DCS, sehingga kendala di lapangan bisa cepat terdeteksi. Pada 4–20 mA tradisional, diagnosa sering mengandalkan pengukuran manual (dengan multimeter) dan inspeksi fisik, karena loop analog tidak membawa data status.
  • Konfigurasi dan Maintenance: Konfigurasi ulang atau penggantian instrumen Fieldbus bisa dilakukan lebih mudah via software/port alat (online), tanpa kabel ulang. Pada sistem analog, penambahan sensor memerlukan perancangan ulang kabel fisik dan programming ulang modul I/O PLC.

Troubleshooting

Karena koneksi Fieldbus terpusat dan digital, deteksi kesalahan bisa lebih cepat: misalnya kegagalan kabel atau perangkat teridentifikasi via komunikasi jaringan. Berkurangnya jumlah konektor juga mengurangi titik-titik lemah (misal ground loop, shorts, korosi) yang umum pada wiring analog. Fieldbus memungkinkan pemantauan jaringan yang terintegrasi (banyak protokol mendukung tool network scan).

Di sisi lain, masalah pada loop analog 4–20 mA sering kali membutuhkan pengecekan listrik manual tiap segmen kabel dan perangkat. Karena setiap sinyal berjalan terpisah, perlu inspeksi fisik banyak titik (terminal blok, junction box, kabel) ketika terjadi gangguan. Dengan banyak koneksi analog, kegagalan konektor/jumper pada marshalling dapat menyebabkan sinyal putus atau noise sulit dilacak. Sebagai catatan, sebagian besar masalah sinyal lapangan di sistem point-to-point disebabkan kesalahan konektor (open circuit, hubung singkat, korosi).

Integrasi dengan PLC dan Motor Control Center

Pada sistem tradisional, PLC menghubungkan sensor/aktuator lewat modul I/O analog/digital yang berada di kabinet kontrol. Setiap loop 4–20 mA masuk ke modul analog input pada rack PLC, dan output analog PLC (misal untuk kontrol VFD) keluar ke drive. Diagram tradisional sering memperlihatkan rack marshalling dan junction box untuk menyalurkan sinyal ke/ dari MCC (Motor Control Center). Proses integrasi terbilang straightforward tetapi memerlukan banyak wiring dan modul tambahan.

Dengan Fieldbus, PLC cukup dilengkapi dengan module Fieldbus (gateway/coupler) yang sesuai dengan protokol (misal Profibus DP, Profinet, EtherNet/IP, dsb.). Sensor, katup, dan juga drive motor dapat tampil sebagai node Fieldbus langsung. Contohnya, banyak inverter (VFD) modern dapat menjadi node Profibus/Profinet atau Modbus RTU di jaringan, sehingga PLC mengendalikan motor lewat paket data, bukan hanya sinyal analog. Hal ini memudahkan integrasi motor control center: panel MCC dapat diperlengkapi drive terhubung fieldbus, mengurangi panel I/O analog. Selain itu, perangkat seperti sensor suhu/tekanan bisa dihubungkan langsung ke drive/ kontroler motor yang pintar, sebagaimana ilustrasi drive HVAC berikut. Dengan begitu, data proses (mis. suhu) dapat langsung dikirim oleh drive ke sistem kontrol melalui Fieldbus, menghemat perangkat tambahan.

Sebagai contoh, Danfoss VLT HVAC Drive dapat dipasang modul fieldbus (Modbus TCP, Profibus, dll) bawaan pabrik sehingga berfungsi sebagai node jaringan; drive tersebut dapat mengirim data sensor PT1000 terhubungnya langsung ke DCS, mengurangi perangkat eksternal. Kesimpulannya, integrasi Fieldbus dengan PLC/MCC umumnya lebih terpusat dan modular, sedangkan 4–20 mA tradisional mengandalkan koneksi analog point-to-point dengan kontrol yang terdistribusi melalui I/O panel.

Kelebihan dan Kekurangan

Fieldbus (digital):
  • Kelebihan: Mengurangi jumlah kabel dan konektor (penghematan biaya dan waktu instalasi), komunikasi dua-arah untuk konfigurasi/diagnosa perangkat, toleran terhadap gangguan/noise karena sinyal digital, fleksibel untuk ekspansi, dan mendukung jaringan multi-vendor berstandar IEC 61158/61784. Perangkat Fieldbus modern sering memiliki kemampuan kontrol lokal (misalnya menjalankan fungsi PID) dan fitur pintar yang tidak dimiliki alat analog dasar.
  • Kekurangan: Hardware dan instalasi awal lebih kompleks—memerlukan topologi jaringan yang dirancang (mis. terminator, power conditioner, repeater), serta biaya perangkat Fieldbus (transmitter, remote I/O) lebih tinggi. Selain itu, tenaga lapangan perlu pelatihan baru untuk konfigurasi jaringan dan troubleshooting digital.
4–20 mA (analog):
  • Kelebihan: Teknologi matang dan sederhana; hampir semua instrumen lapangan tersedia dengan keluaran 4–20 mA. Perangkat dua kawat mudah dipasang dan distabilkan, serta mudah diuji dengan multimeter analog. Sistem analog relatif tangguh di lingkungan harsh tanpa perlunya protokol data. Integrasi dengan PLC sederhana (hanya butuh modul I/O standar) dan biaya per peralatan lapangan umumnya lebih murah daripada fieldbus.
  • Kekurangan: Memerlukan banyak kabel satu per satu (instalasi mahal dan tidak fleksibel), tanpa kemampuan komunikasi data tambahan (hanya membawa sinyal proses). Akurasi sinyal bisa terpengaruh noise/impedansi; troubleshooting sangat bergantung pada pemeriksaan manual loop. Skalabilitas terbatas karena setiap titik baru butuh channel analog ekstra di PLC, dan gangguan pada satu loop tidak dapat diatasi dari jarak jauh.

Standar Industri

Fieldbus diatur oleh standar IEC, terutama IEC 61158 dan IEC 61784 untuk protokol dan profil fieldbus industri. Contoh implementasi fieldbus: FOUNDATION Fieldbus, Profibus PA/DP, HART (digital overlay 4–20 mA), Modbus, EtherNet/IP, dll. Di sisi lain, sinyal 4–20 mA adalah standar analog yang tercantum dalam dokumen IEC (misalnya IEC 60381-1 untuk sinyal loop arus) dan kelompok industri seperti ISA. Meskipun analog 4–20 mA masih umum di banyak pabrik lama, tren industri kini mengarah ke digitalisasi Fieldbus/Ethernet untuk efisiensi dan kemampuan deteksi lebih lanjut.

Kesimpulannya, Fieldbus menawarkan efisiensi kabel dan kapabilitas data yang jauh melampaui sistem analog 4–20 mA konvensional, sehingga cocok untuk aplikasi yang menuntut skalabilitas, diagnosa terpadu, dan integrasi modular dengan PLC/MCC. Sistem 4–20 mA tradisional unggul dalam kesederhanaan dan keandalan dasar, terutama pada instalasi kecil atau lingkungan ekstrem, tetapi memerlukan upaya kabel dan pemeliharaan yang lebih besar saat ditingkatkan. Pilihan antara keduanya tergantung kebutuhan proyek: Fieldbus lebih menguntungkan untuk sistem terdistribusi besar dengan kompleksitas tinggi, sedangkan 4–20 mA tetap relevan untuk aplikasi sederhana atau sebagai lapisan kompatibilitas dalam sistem campuran.

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *