Fungsi Timer TON dalam PLC

Timer On-Delay (TON) adalah instruksi timer yang sangat umum di PLC. Ketika kondisi input (IN) blok TON aktif (TRUE), blok ini akan mulai menghitung waktu hingga mencapai nilai preset. Setelah akumulasi waktu (ACC atau ET) mencapai preset waktu (PRE atau PT), maka keluaran (Q atau .DN) baru diaktifkan. Dengan kata lain, keluaran ditunda untuk menyala selama periode preset setelah input aktif. Instruksi TON bersifat non-retentive, artinya jika input menjadi FALSE sebelum waktu habis, timer akan direset dan perhitungan dimulai dari awal saat input menjadi TRUE kembali. Pada gambar berikut ini diperlihatkan antarmuka atau blok fungsi timer TON pada beberapa merek PLC (Allen-Bradley, Siemens, Omron, ABB, Mitsubishi), sebagai ilustrasi perbedaan tampilannya.

 

timer plc
Gambar: Contoh antarmuka atau blok fungsi Timer TON (On-Delay) pada berbagai PLC. Masing-masing merek memiliki tampilan dan format instruksi yang sedikit berbeda.

Secara umum, TON digunakan untuk menunda pengaktifan keluaran. Misalnya, jika saklar tekan ditekan, maka lampu akan menyala setelah beberapa detik sesuai preset timer. Parameter penting pada instruksi TON biasanya meliputi:

  • Input (IN): Sinyal logika yang memicu timer. Ketika IN menjadi TRUE, penghitungan waktu dimulai.
  • Preset Time (PT atau PRE): Waktu yang ditetapkan (dalam milidetik atau format TIME) sebelum keluaran diaktifkan. Setelah waktu berjalan mencapai nilai ini, timer dianggap selesai.
  • Elapsed Time (ET atau ACC): Waktu yang sudah berjalan sejak timer aktif. Nilai ini biasanya ditampilkan oleh timer untuk keperluan monitoring.
  • Output (Q atau DN): Bit keluaran yang akan menjadi TRUE setelah timer mencapai preset. Pada merek tertentu, output ini sering disebut Done bit.

Setiap merek PLC mungkin menamai parameter tersebut dengan sebutan berbeda, serta menawarkan tampilan instruksi yang khas. Berikut ini uraian cara pemrograman TON pada beberapa merek PLC populer, beserta perbedaan parameternya dan contoh logika dasar.

Allen-Bradley (Rockwell)

Di PLC Allen-Bradley (misalnya seri CompactLogix atau ControlLogix) yang diprogram dengan RSLogix/Studio 5000, instruksi TON adalah blok bawaan dengan format struktur data tersendiri. Nama instruksinya tetap TON. Karakteristik penting:

  • Mode: Ladder Diagram (LD). Blok TON diletakkan di ujung rung (sebagai coil fungsi).
  • Input: Rung di sebelah kiri menjadi syarat pengaktifan. Ketika kontak logika di sebelah kiri TRUE, instruksi TON diaktifkan.
  • Preset (.PRE): Nilai preset dalam satuan milidetik bertipe integer 32-bit (DINT). Contoh, untuk 2 detik kita masukkan 2000.
  • Elapsed (.ACC): Nilai waktu berjalan (juga DINT, milidetik) yang bertambah setiap scan selama timer aktif.
  • Output .DN (Done bit): Bit .DN berubah menjadi TRUE saat .ACC ≥ .PRE. Keluaran ini sering digunakan untuk mengontrol coil atau logika berikutnya.
  • Bit lainnya: .EN (Enable) menunjukkan blok aktif, .TT (Timer Timing) menunjukkan timer sedang menghitung.

Sebagai ilustrasi, misalkan kita ingin menyalakan motor setelah delay 5 detik ketika sebuah sensor aktif. Rung Ladder-nya kira-kira: kontak NO sensor terhubung ke TON (Timer_1) dengan PRE=5000. Setelah 5 detik, .DN Timer_1 menjadi TRUE dan mengaktifkan coil MOTOR. Jika sensor dilepas sebelum 5 detik, timer akan reset (ACC menjadi 0) dan MOTOR tetap OFF. Dokumentasi Rockwell menyatakan: “Timer akan mengakumulasi waktu (dalam milidetik) ketika instruksi di-enable. Misalnya, untuk timer 2 detik, masukkan 2000 untuk .PRE. Ketika .ACC mencapai .PRE, bit .DN diset TRUE”.

Contoh logika sederhana (pseudocode Ladder AB):

PENJELASAN LADDER

🕒 Fungsi Timer TON T4:0

          • TON = Timer On Delay → timer yang aktif setelah input dalam kondisi menyala (True) dan akan menghitung waktu.
          • Timer: T4:0 → nama timer.
          • Time Base: 1.0 detik → 1 satuan waktu = 1 detik.
          • Preset: 2000 → timer akan aktif setelah 2000 detik (atau 2000 x 1 detik).
          • Accum: 0 → nilai akumulasi waktu berjalan (akan bertambah selama input aktif).
          • EN: Enable bit, ON saat timer menerima sinyal start.
          • TT: Timer Timing, ON saat timer sedang menghitung.
          • DN: Done, ON saat waktu tercapai (2000 detik).

💡 Penjelasan Rung demi Rung

🔹 Rung 1 (0004)

        • Saat bit B3:0/4 ON → Timer T4:0 mulai menghitung hingga 2000 detik.
        • Timer aktif (EN) dan mulai menghitung (TT ON), selama B3:0/4 tetap ON.

🔹 Rung 2 (0005)

        • Saat TT (Timer Timing) aktif → menunjukkan pendinginan sedang berlangsung.
        • Maka, bit B3:0/5 akan ON → menandai status “Cooling IN PROGRESS”.

🔹 Rung 3 (0006)

        • Saat timer selesai menghitung (2000 detik) → DN (Done) aktif.
        • Maka, bit B3:0/6 ON → menandai bahwa “Cooling COMPLETED”.

🧩 Kesimpulan Fungsi Timer AB T4:0

Bit

Fungsi

EN

ON saat timer diaktifkan (B3:0/4 ON).

TT

ON saat timer sedang menghitung waktu.

DN

ON saat waktu preset tercapai (2000 detik).

T4:0

Digunakan untuk mengatur waktu siklus pendinginan tangki.

Siemens SIMATIC (TIA Portal, Ladder/FBD)

Di PLC Siemens (S7-1200/1500 dengan TIA Portal), instruksi timer on-delay juga tersedia bernama TON. Cara penggunaannya:

  • Mode: Ladder Diagram (LD) atau FBD (Function Block Diagram). Mungkin harus membuat Data Block (DB) untuk instance timer sebelum memanggilnya di rung.
  • Input (IN): Koneksi kontak logika ke kotak IN pada blok TON. Ketika IN = TRUE (rising), timer mulai berjalan. Jika IN = FALSE, timer reset (ET = 0 dan Q = FALSE).
  • Preset (PT): Parameter waktu preset bertipe TIME. Diisi dengan literal waktu seperti T#5s (5 detik), T#200ms, dll.
  • Elapsed (ET): Output waktu yang sudah berjalan, bertipe TIME. Nilainya menunjukkan berapa lama sejak timer mulai.
  • Output (Q): Bit BOOL yang menjadi TRUE ketika ET ≥ PT dan IN masih TRUE. Dengan kata lain, Q menyala setelah delay selesai.

Contoh sederhana Ladder Siemens:

timer siemens

Penjelasan Program Timer diatas

⚙️ Network 1: Tombol Start/Stop dan Memory

Simbol:

        • %I0.0 → Tombol Start_PB
        • %I0.1 → Tombol Stop_PB
        • %M0.0 → Memory bit

Penjelasan Logika:

        • Tombol start (%I0.0) akan menyalakan %M0.0 (Memory bit).
        • Tombol stop (%I0.1) akan memutus %M0.0.
        • %M0.0 digunakan sebagai penyimpanan kondisi running system.

⏺ Fungsi ini seperti “Set-Reset latch” menggunakan satu bit memory.

⚙️ Network 2: Timer TOF dan TON

Komponen:

    1. TOF (Timer Off Delay)
      • DB2: Instance DB timer TOF
      • PT = T#15s → Preset time 15 detik
      • IN = %M0.0 (berasal dari tombol Start)
      • Q → %Q0.0 (Oil_Pump)
    2. TON (Timer On Delay)
      • DB5: Instance DB timer TON
      • PT = T#15s → Preset time 15 detik
      • IN = %Q0.0 (output dari TOF)
      • Q → %Q0.1 (Motor)

🔍 Penjelasan Kerja Timer

TOF (Timer Off Delay) – Oil_Pump

      • Saat %M0.0 = TRUE, TOF akan langsung ON dan output %Q0.0 = TRUE (pompa aktif).
      • Saat %M0.0 = FALSE, timer mulai menghitung 15 detik sebelum mematikan %Q0.0.
      • Artinya: Pompa tetap menyala 15 detik setelah tombol stop ditekan.

TON (Timer On Delay) – Motor

      • Diaktifkan oleh output dari TOF (%Q0.0).
      • Timer menghitung 15 detik sebelum output %Q0.1 (motor) menyala.
      • Artinya: Motor menyala 15 detik setelah pompa mulai menyala.

🔁 Urutan Operasi Lengkap:

    1. Tekan Start → %M0.0 ON.
    2. %M0.0 → Mengaktifkan TOF → %Q0.0 (Oil_Pump) ON.
    3. %Q0.0 → Mengaktifkan TON → Setelah 15 detik, %Q0.1 (Motor) ON.
    4. Tekan Stop → %M0.0 OFF.
    5. %Q0.0 tetap ON selama 15 detik karena TOF → lalu OFF.
    6. Saat %Q0.0 OFF → TON tidak aktif lagi → %Q0.1 juga OFF.

📘 Kesimpulan Fungsi Sistem:

Komponen Fungsi
%M0.0 Memory set/reset dari tombol Start/Stop
TOF – Oil_Pump Pompa langsung aktif, lalu OFF setelah 15 detik saat Stop ditekan
TON – Motor Motor menyala 15 detik setelah pompa menyala

 

Omron (CX-Programmer)

Di PLC Omron (misalnya seri CP1H atau CJ2) yang diprogram dengan CX-Programmer, instruksi timer on-delay biasanya disebut TIM. Karakteristiknya:

  • Mode: Ladder Diagram (LD). Instruksi TIM dipanggil dengan menyisipkan kontak ke rangkaian ladder dan koil timer.
  • Timer Number: Omron menggunakan nomor timer (0, 1, dst). Misalnya TIM 0001 berarti timer nomor 1.
  • Preset (SV – Set Value): Nilai preset timer disebut SV dan diinput dalam satuan 0,1 detik. Range SV = 0000–9999 (0 sampai 999,9 detik). Misalnya, untuk delay 5 detik, SV = 50 (50×0,1s = 5 detik).
  • Elapsed: Omron tidak menampilkan ET seperti PLC lain; internalnya menghitung mundur. Namun terdapat nilai preset dan nilai akumulasi (timer sudah dihitung mundur).
  • Output (DN bit): Timer Omron memiliki bit DN yang akan ON ketika waktu preset habis. Seringkali output DN dapat diakses dengan menggunakan alamat timer atau kontak khusus.

Sebagai ilustrasi, ladder berikut sering digunakan:

🧠 Penjelasan Rung Program

🔹 Rung 0

        • I: 0.00 (TOMBOL_ON) → Merupakan tombol input dari user.
        • Jika tombol ditekan (ON), maka:
          • Timer T000 (TIMER 1) mulai menghitung waktu.
          • Preset timer: #100 (artinya 100 x 100ms = 10 detik).

🔹 Rung 1

        • Ketika T000 selesai menghitung (10 detik), maka output Q:100.00 (LAMPU) akan ON.
        • Artinya, lampu akan menyala setelah tombol ditekan selama 10 detik.

⏱️ Detail Timer Omron Tipe BCD

Parameter

Penjelasan

TIM

Fungsi Timer On-Delay

T000

Timer nomor 000 (TIMER 1)

#100

Nilai preset waktu dalam format BCD

100ms x 100

Total waktu: 10 detik

I:0.00

Tombol sebagai trigger awal

Q:100.00

Output (misalnya, lampu atau aktuator)

Skenario Kerja

        1. Operator menekan tombol (I:0.00) → Timer mulai menghitung.
        2. Setelah 10 detik, T000 aktif.
        3. Output Q:100.00 (LAMPU) akan menyala.

ABB (AC500 PLC)

Pada PLC ABB seri AC500 (dan kontroler dengan IEC), instruksi TON adalah function block standar. Ciri-cirinya:

  • Mode: Dapat digunakan di FBD (Function Block Diagram) maupun ST (Structured Text).
  • Sintaks: TON(IN, PT, Q, ET).
  • Input (IN): Tipe BOOL. Saat IN berubah dari FALSE ke TRUE, penghitungan mulai (timer rising edge). Jika IN = FALSE, maka secara otomatis ET = 0 dan Q = FALSE.
  • Preset (PT): Tipe TIME. Ini waktu tunda yang diinginkan.
  • Elapsed (ET): Output waktu berjalan (TIME). Saat IN aktif, ET meningkat hingga mencapai PT. Setelah mencapai PT, ET berhenti bertambah dan tetap konstan pada nilai PT.
  • Output (Q): Tipe BOOL. Q menjadi TRUE bila IN = TRUE dan ET = PT. Sebaliknya, Q tetap FALSE bila IN = FALSE atau waktu belum terpenuhi.

Dikutip dari dokumentasi ABB: “Blok fungsi TON(IN, PT, Q, ET) mengimplementasikan penundaan ON. IN dan PT adalah input (BOOL, TIME); Q dan ET adalah output (BOOL, TIME). Bila IN FALSE, Q FALSE dan ET = 0. Begitu IN TRUE, ET menghitung (dalam ms) sampai ET = PT, lalu berhenti; Q akan TRUE ketika IN TRUE dan ET = PT”. Dengan kata lain, perilaku TON ABB sama seperti standar IEC: output aktif setelah delay jika input masih true.

Contoh FBD ABB:

🧠 Penjelasan Program PLC ABB Timer

🔸 1. Deklarasi Variabel

VAR

  start_timer: BOOL;

  TON_0: TON;

  timer_elapsed_time: TIME;

  timer_done: BOOL;

  timer_value_in_integer: INT;

  timer_value: INT;

END_VAR

    • start_timer: Sinyal untuk memulai timer (BOOL).
    • TON_0: Timer On Delay (TON).
    • timer_elapsed_time: Waktu yang sudah dihitung (TIME).
    • timer_done: Indikator timer selesai (BOOL).
    • timer_value_in_integer: Nilai waktu dalam bentuk integer.
    • timer_value: Nilai waktu dalam satuan detik (hasil pembagian).

🔸 2. Rung 1 – Timer ON Delay

start_timer → TON (preset t#20s) → timer_elapsed_time, timer_done

        • Timer akan mulai menghitung saat start_timer = TRUE.
        • PT = t#20s: preset waktu 20 detik.
        • ET: waktu yang sudah berlalu (elapsed time).
        • Q: output timer, akan ON jika waktu tercapai.

🔸 3. Rung 2 – Konversi TIME ke INT

timer_elapsed_time → TIME_TO_INT → timer_value_in_integer

      • TIME_TO_INT: Mengubah data bertipe TIME (milidetik) menjadi INT.

🔸 4. Rung 3 – Konversi ke Detik

timer_value_in_integer / 1000 → timer_value

        • Karena TIME dihitung dalam milidetik, pembagian dengan 1000 mengubahnya ke detik.
        • Misalnya, jika elapsed time = 5000 ms → timer_value_in_integer = 5000 → timer_value = 5.

Tujuan Program

Program ini digunakan untuk mengaktifkan timer selama 20 detik, lalu menampilkan berapa detik yang telah berlalu secara real-time dalam bentuk INT.

🧪 Contoh Aplikasi

        • Pengukuran waktu proses pendinginan.
        • Menampilkan waktu proses pada HMI.
        • Logging waktu operasi alat secara aktual dalam satuan detik.

Mitsubishi (GX Works)

Pada PLC Mitsubishi (misal seri FX atau Q), instruksi TON juga ada dan prinsipnya serupa:

  • Mode: Ladder Diagram. Instruksi TON dapat diakses di GX Works (GX Developer) sebagai fungsi timer.
  • Input (IN): Kontak input yang mengaktifkan timer.
  • Preset (PT): Tipe TIME (di GX Works diberi format T#). Misalnya PT = T#4s untuk 4 detik. Manual menyebutkan bahwa PT adalah tipe TIME; mulailah dengan “T#” lalu nilai waktu dan satuannya (s atau ms).
  • Elapsed (ET): Nilai waktu berjalan, juga tipe TIME.
  • Output (Q): Bool yang menyala saat ET mencapai PT. Dinyatakan: “TON memberikan output (coil) ketika nilai ET sama dengan PT (timer on delay)”.

Contoh timer di Mitsubishi

🧠 Penjelasan Program Timer Mitsubishi PLC

1. Input dan Timer

          • X000: Tombol atau input yang digunakan untuk mengaktifkan timer.
          • T0: Timer nomor 0.
          • K100: Nilai preset timer = 100 × 100 ms = 10 detik.
            • Dalam Mitsubishi PLC, satuan waktu untuk timer T (TImer biasa) adalah 100 ms.
          • Jadi, Timer T0 akan aktif selama 10 detik setelah X000 ON.

2. Output

          • X001: Sinyal tambahan (mungkin dari push button reset/manual).
          • Y000: Output seperti lampu atau motor, yang akan ON ketika X001 aktif.

3. Reset Timer

          • Jika Y000 menyala, maka T0 di-reset (diulang).
          • Artinya: setiap kali output Y000 aktif, timer T0 akan di-reset ke 0.

💡 Fungsi Program

Program ini dirancang untuk:

        • Mengaktifkan timer selama 10 detik saat tombol X000 ditekan.
        • Setelah 10 detik, T0 selesai (DONE), dan dapat digunakan untuk memicu tindakan lain (walau tidak terlihat langsung di ladder ini).
        • Ada kemungkinan tombol X001 digunakan untuk memicu output Y000, lalu Y000 mereset timer T0 untuk mengulang siklus.

🧪 Aplikasi Umum

Contoh penggunaan:

        • Proses pendinginan atau pemanasan yang berlangsung 10 detik.
        • Delay sebelum mesin mulai beroperasi.
        • Timer off delay untuk lampu atau aktuator.

📌 Tambahan dari Gambar

        • Jendela “Device Test” digunakan untuk menguji sinyal manual, seperti memaksa X000 menjadi ON (tanpa tombol fisik).
        • Status X000 = ON (biru), artinya simulasi tombol ditekan.

 

Schneider Electric (EcoStruxure/Unity Pro)

Di PLC Schneider (misalnya M221/M241 dengan EcoStruxure Machine Expert), instruksi TON tersedia dalam dua varian: TON standar dan TON_S (safety). Fitur utamanya:

  • Mode: Function Block atau Ladder. Dalam ST/LD, user harus membuat instance blok TON.
  • Input (IN): BOOL. Saat IN berubah FALSE→TRUE, penundaan dimulai.
  • Preset (PT): TIME. Waktu delay yang diinginkan.
  • Elapsed (ET): TIME. Menunjukkan berapa lama waktu telah berjalan sejak IN aktif.
  • Output (Q): BOOL. Sesuai dokumentasi Schneider, “Q = TRUE jika IN = TRUE dan ET ≥ PT. Q = FALSE jika IN = FALSE atau ET < PT”. Dengan kata lain, Q menyala setelah delay terpenuhi dan IN masih aktif.

Sebagai catatan, TON_S adalah versi special dengan tipe data SAFEBOOL/SAFETIME untuk aplikasi safety. Prinsipnya sama. Dokumentasi Schneider menjelaskan: “Jika input IN berubah dari FALSE ke TRUE, penundaan selama interval waktu PT terjadi, setelah itu Q diatur ke TRUE. Waktu yang telah berlalu ditunjukkan di ET”. Jika PT ≤ 0, maka Q baru true pada siklus berikutnya setelah edge terjadi.

Contoh timer Schneider

🔍 Penjelasan Timer Schneider – Tipe TOF (Timer Off Delay)

Rung 1 – Timer TOF (Off Delay Timer)

        • %I0.1 = Input digital, misalnya tombol ON.
        • %TM0 = Timer yang digunakan (TOF – Timer Off Delay).
        • Type: TOF (Timer Off Delay).
        • TB: 100 ms = Time base 100 milidetik (0.1 detik).
        • Preset: 200 = Timer akan menghitung 200 × 100ms = 20 detik.
        • %Q0.0 = Output akan tetap ON selama 20 detik setelah input dimatikan.

⚙️ Cara kerja TOF:

        1. Saat %I0.1 ON → Timer aktif dan output %Q0.0 menyala langsung.
        2. Saat %I0.1 OFF → Timer mulai menghitung mundur 20 detik, dan selama itu %Q0.0 tetap ON.
        3. Setelah 20 detik, output %Q0.0 menjadi OFF.

Rung 0 – Pemeriksaan Awal Timer

        • Ini adalah internal memory (marker).
        • Tidak berhubungan langsung dengan timer di rung 1, mungkin untuk logika tambahan atau reset.

Rung 2 dan Rung 3 – Operasi dengan Nilai Timer

Rung 2:

        • Menggunakan input dari marker %M0.
        • Belum lengkap fungsinya.

Rung 3:

        • %TM0.P = Nilai preset waktu timer (bisa diubah).
        • %MW0 = Memory word (16-bit) yang nilainya bisa digunakan untuk menambah preset timer.
        • Artinya: Timer preset diatur secara dinamis (misalnya tergantung setting operator via HMI).

Ini berarti nilai waktu tunda OFF timer (%TM0) akan bertambah dengan nilai dari %MW0.

🔁 Rangkuman Fungsi Timer TOF Ini:

Komponen

Fungsi

%TM0 (TOF)

Menunda pemadaman output selama 20 detik setelah input mati.

%TM0.P

Nilai preset timer (bisa diatur dinamis via %MW0).

%Q0.0

Output yang tetap ON setelah input OFF selama waktu tunda.

💡 Contoh Aplikasi Nyata Timer TOF

        • Exhaust fan yang tetap menyala 20 detik setelah lampu kamar dimatikan.
        • Alarm delay yang masih aktif setelah sensor dilepas.
        • Pendinginan mesin setelah mesin mati.

Perbandingan Struktur Timer Tiap PLC

Merek PLC Instruksi/Blok Input (Masukan) Preset Time Elapsed Time Output (Done)
Allen-Bradley (Rockwell) TON (On-Delay) Kontak rung / .EN .PRE (DINT, ms) .ACC (DINT, ms) .DN (BOOL)
* (RSLogix/Studio) (Ladder Diagram) Milidetik (1 ms) (Millisecond) Done bit
Siemens SIMATIC TON (On-Delay) IN (BOOL) PT (TIME, e.g. T#5s) ET (TIME) Q (BOOL)
(TIA Portal, LAD/FBD) TIME (T#) (TIME)
Siemens (IEC) TON (FB/ST) IN (BOOL) PT (TIME) ET (TIME) Q (BOOL)
(ST/SCL) TIME (T#)
Omron (CX) TIM (Timer) Kontak ladder SV (INT, 0.1 detik) (Internal count) Bit DN timer
(CX-Programmer) 0.1 detik (SV=50 → 5.0s) (BOOL)
ABB (AC500) TON (On-Delay) IN (BOOL) PT (TIME) ET (TIME) Q (BOOL)
(Function Block / ST) TIME (T#)
Mitsubishi (GX) TON IN (BOOL) PT (TIME) ET (TIME) Q (BOOL)
(GX Works) TIME (T#)
Schneider (EcoStruxure) TON / TON_S IN (BOOL/SafeBOOL) PT (TIME/SAFETIME) ET (TIME) Q (BOOL/SafeBOOL)
(Unity Pro) TIME (T#)

Tabel: Perbandingan instruksi Timer On-Delay (TON) di berbagai merek PLC. Kolom Input menunjukkan sinyal yang memicu timer; Preset Time adalah waktu tunda; Elapsed Time adalah waktu yang sudah berjalan; Output adalah bit DONE yang menjadi TRUE saat timer selesai. Referensi parameter diambil dari dokumentasi masing-masing merek.

Tips Belajar Lintas Platform PLC

Bagi mahasiswa pemula, mempelajari beberapa merek PLC sekaligus bisa menantang. Namun banyak konsep dasar yang universal di berbagai platform. Sebuah sumber menyarankan untuk pertama-tama fokus pada satu merek dan pahami instruksi dasar (bit logic, timer, counter, matematika) karena prinsipnya mirip di semua PLC. Setelah itu, saat berganti ke merek lain Anda hanya perlu menyesuaikan sintaks dan antarmuka saja. Misalnya:

  • Konsep dasar sama. Semua PLC punya timer on-delay dengan fungsi serupa: menunda keluaran setelah input aktif. Hanya sebutan parameter yang berbeda (misal .PRE vs PT vs SV). Jadi pahami saja logika dasar TON, lalu pelajari perubahan sintaks.
  • Perbedaan simbol dan format. Contohnya, Allen-Bradley menulis waktu preset dalam .PRE (DINT, ms), sedangkan Siemens atau Schneider menulis PT := T#5s. Omron menggunakan nilai SV berbasis 0,1 detik. Mengenali perbedaan ini penting. Tetapi prinsipnya sama: setelah periode preset berlalu, keluaran DONE akan aktif.
  • Gunakan dokumentasi/IDE. Pelajari buku manual atau tutorial resmi setiap platform (RSLogix, TIA Portal, GX Works, dsb). IDE masing-masing biasanya menyediakan timer toolbox. Misal, di TIA Portal cari di folder Timer operations, di Studio 5000 pilih Ladder > Basic Instructions > TIMER.
  • Praktik dengan contoh sederhana. Mulailah dengan contoh sederhana: buat satu rung yang hanya berisi kontak input dan timer. Amati nilai ET yang naik di simulator atau PLC sungguhan, dan pastikan output menyala tepat setelah PT. Ulangi untuk setiap platform.
  • Gunakan simulator bila perlu. Banyak platform menyediakan simulator gratis (misal PLCSIM untuk Siemens atau emulator RSLogix Micro). Ini membantu membiasakan diri tanpa perangkat keras PLC nyata.
  • Belajar berlatih. Seperti tips umum, praktikkan sebanyak mungkin kasus. Misalnya simulasi lampu lalu lintas dengan delay, atau motor yang menyala setelah sensor mendeteksi. Perlahan, perbedaan antar platform akan semakin terbiasa.

Intinya, meski tampilan instruksi tiap merek berbeda, mahasiswa cukup menguasai logika operasional timer. Setelah memahami cara kerja TON secara umum, mempelajari format dan parameter khusus untuk setiap PLC akan menjadi lebih mudah. Dengan banyak latihan dan merujuk dokumentasi resmi, peralihan dari satu platform PLC ke platform lain dapat dilakukan tanpa kesulitan berarti.

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *