Mengenal 7 Lapisan Model OSI dalam Komunikasi Industri Oil & Gas

Mahasiswa instrumentasi di bidang oil & gas perlu memahami dasar komunikasi jaringan untuk mendukung sistem-sistem seperti PLC, SCADA, maupun teknologi modern (IoT) di industri. Salah satu konsep fundamental yang sering digunakan adalah model OSI (Open Systems Interconnection) dengan tujuh lapisan komunikasinya. Model ini menyediakan kerangka konseptual tentang bagaimana data dikirim dan diterima melalui jaringan komputer. Dengan memahami 7 lapisan model OSI (7 OSI Layers of Communication), kita dapat mengerti peran masing-masing komponen jaringan dan bagaimana berbagai protokol bekerja sama dari level fisik hingga aplikasi. Secara sederhana, proses komunikasi berlapis ini mirip seperti mengirim paket: data dibungkus bertahap pada setiap lapisan di sisi pengirim, lalu dibuka kembali lapis demi lapis di sisi penerima hingga informasi asli sampai ke aplikasi tujuan.

7 osi layer security

Diagram tujuh lapisan model OSI. Diagram di atas memperlihatkan tujuh lapisan model OSI yang terbagi menjadi Media Layers (lapisan media, biasanya lapisan 1–3) dan Host Layers (lapisan 4–7) secara konseptual. Tiap lapisan memiliki peran khusus, mulai dari lapisan fisik paling dasar hingga lapisan aplikasi yang berinteraksi langsung dengan pengguna. Contohnya, beberapa protokol di industri (seperti FOUNDATION Fieldbus atau PROFIBUS PA) hanya memanfaatkan lapisan 1, 2, dan 7 dari model OSI sesuai kebutuhan komunikasi mereka. Berikut ini penjelasan setiap lapisan OSI beserta fungsi utamanya dan relevansinya dalam sistem komunikasi dunia nyata, lengkap dengan contoh pada jaringan PLC, sistem SCADA, protokol TCP/IP, WiFi, dan HTTP.

Lapisan 1: Fisik (Physical Layer)

layer fisik

Lapisan fisik adalah lapisan dasar yang berurusan dengan media transmisi secara langsung. Fungsi utama lapisan fisik yaitu mendefinisikan sarana fisik untuk komunikasi data, termasuk tipe kabel atau konektor, sinyal listrik atau gelombang radio, tingkat tegangan, frekuensi, modulasi, hingga topologi jaringan. Pada lapisan ini, data direpresentasikan sebagai bit-bit (nilai 0 dan 1) yang dikirim melalui medium jaringan.

ab layer

  • Contoh di industri: Dalam jaringan PLC dan SCADA di sektor oil & gas, lapisan fisik dapat berupa kabel Ethernet yang menghubungkan PLC dengan sistem SCADA di ruang kontrol, serat optik yang mentransmisikan data antar fasilitas yang berjauhan (misalnya dari wellhead ke central control), atau jaringan nirkabel (WiFi) untuk sensor jarak jauh. Sinyal analog listrik pada kabel RS-232/RS-485 (umum pada komunikasi PLC lama) dan gelombang radio WiFi 11 adalah contoh bagaimana lapisan fisik mengirim bit data. Perangkat-perangkat seperti hub, repeater, modem, dan network interface card (NIC) bekerja pada lapisan fisik – mereka memastikan sinyal dapat berjalan jauh, diperkuat, dan diubah bentuknya (misal dari sinyal listrik ke cahaya untuk serat optik). Tanpa lapisan fisik yang handal, komunikasi dasar antar perangkat tidak akan terjadi.

Lapisan 2: Data Link (Data Link Layer)

Lapisan Data Link bertugas mengelola pertukaran data antar perangkat yang terhubung langsung dalam satu jaringan (segmen) yang sama. Fungsi utamanya meliputi pengelompokan bit-bit dari lapisan fisik menjadi frame (bingkai data) yang bermakna, pendeteksian dan koreksi error (kesalahan) dasar, serta pengaturan aliran data (flow control) antar node. Lapisan ini juga menangani alamat fisik perangkat, yaitu MAC address (Media Access Control), untuk memastikan data dikirim ke perangkat tujuan yang tepat dalam satu jaringan lokal. Selain itu, protokol di lapisan data link mengatur kapan sebuah perangkat boleh mengirim data di media bersama (mencegah tabrakan data).

ethernet

  • Contoh di industri: Ethernet adalah contoh protokol lapisan 2 yang sangat umum, termasuk pada jaringan industri. Di pabrik minyak dan gas, PLC, HMI, dan komputer mungkin terhubung melalui switch Ethernet; di sini Ethernet memastikan tiap perangkat dikenali melalui MAC address dan data dibungkus dalam frame Ethernet. WiFi (IEEE 802.11) juga memiliki fungsi lapisan data link serupa (dengan MAC address wireless) namun melalui media udara. Pada sistem SCADA, jika menggunakan jaringan Ethernet, lapisan data link memastikan frame dari RTU/PLC sampai ke HMI tanpa rusak, dan mengatur ulang pengiriman jika terjadi error. Perangkat switch dan bridge bekerja di lapisan ini – misalnya switch mengirim frame berdasarkan MAC address tujuan di jaringan kontrol suatu kilang minyak. Protokol Modbus RTU pada kabel serial juga melibatkan fungsi data link: ia membingkai data sensor dalam format tertentu dan menambahkan checksum untuk deteksi error. Intinya, lapisan 2 menjamin koneksi langsung antar perangkat dalam satu jaringan lokal berjalan lancar sebelum data diteruskan lebih jauh.

Lapisan 3: Jaringan (Network Layer)

Lapisan jaringan bertanggung jawab untuk pengalamatan logis dan routing (penghalaan) data agar dapat bergerak melewati beberapa jaringan atau subnet. Di lapisan inilah setiap paket data diberi alamat IP sumber dan tujuan, lalu router akan menentukan rute terbaik untuk mengantarkan paket tersebut ke jaringan tujuan. Fungsi utamanya meliputi pembuatan header paket yang memuat alamat logical (seperti IP), pemecahan jaringan besar menjadi subnet, dan penanganan kemacetan jaringan. Lapisan 3 memungkinkan internetworking, yaitu komunikasi antar perangkat yang tidak berada dalam jaringan fisik yang sama, dengan bantuan perangkat router (atau switch layer-3).

  • Contoh di industri: TCP/IP adalah contoh nyata implementasi lapisan jaringan. IP (Internet Protocol) bekerja di lapisan 3, mengatur agar data dapat dikirim antar perangkat di jaringan yang luas, termasuk jaringan kontrol di lapangan minyak yang terhubung ke kantor pusat. Misalnya, di sistem SCADA pada jaringan oil & gas, PLC dan server SCADA mungkin memiliki alamat IP masing-masing; router di lokasi akan meneruskan paket dari PLC ke server SCADA melalui jaringan perusahaan atau internet, sesuai alamat IP tujuan. Jika ada jaringan terpisah (contoh: jaringan kantor vs jaringan kontrol), lapisan jaringan bersama router mengizinkan data telemetri dari sensor di platform lepas pantai mencapai pusat kontrol di darat dengan jalur yang tepat. Protokol IP juga memastikan tiap perangkat di jaringan WiFi (misalnya kamera CCTV wireless di fasilitas) punya alamat unik sehingga paket data video dapat diarahkan. Selain IP, protokol seperti ICMP (untuk pesan kontrol seperti ping) dan IPsec (untuk keamanan jaringan) berada di lapisan ini. Singkatnya, lapisan jaringan mengurus alamat dan jalan yang harus ditempuh data agar sampai ke tujuan bahkan melalui banyak jaringan berbeda.

Lapisan 4: Transport (Transport Layer)

Lapisan transport bertugas memastikan pengiriman data end-to-end yang reliabel dari pengirim ke penerima. Fungsi utamanya mencakup segmentasi data (memotong data besar menjadi paket-paket kecil), pemberian nomor urut pada paket, pengendalian kesalahan tingkat lanjut, dan kontrol aliran antar host. Lapisan ini menentukan apakah komunikasi menggunakan koneksi andal berorientasi sambungan atau tidak. Terdapat dua protokol transport terkenal dengan karakteristik berbeda: TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). TCP menyediakan komunikasi yang handal (reliable) – ia memastikan semua paket terkirim lengkap, dalam urutan yang benar, mengirim ulang paket yang hilang, dan memberikan acknowledgement (tanda terima) untuk paket yang sukses diterima. Sementara UDP bersifat connectionless (tanpa sambungan tetap) dan tidak menjamin reliabilitas yang sama, namun lebih ringan dan cepat untuk keperluan data tertentu.

arsitektur

  • Contoh di industri: Dalam sistem SCADA, TCP biasanya digunakan untuk mengirim perintah kontrol atau laporan data yang kritikal antara server pusat dan RTU/PLC, karena harus dipastikan datanya lengkap (misal perintah membuka katup valve di lapangan harus sampai utuh). Banyak protokol industri dibangun di atas TCP/IP, contohnya Modbus TCP (varian Modbus yang berjalan di atas TCP) untuk komunikasi PLC, atau OPC UA yang umumnya menggunakan TCP untuk transfer data proses secara aman. Di sisi lain, UDP bisa digunakan untuk transmisi data yang toleran kehilangan paket atau membutuhkan latensi rendah. Misalnya, streaming video CCTV di fasilitas kilang bisa memakai UDP, atau protokol seperti SNMP untuk pemantauan jaringan mungkin menggunakan UDP karena sederhana. Pada jaringan WiFi atau Ethernet di pabrik, lapisan transport inilah yang memutuskan apakah data dikirim dengan TCP atau UDP tergantung kebutuhannya. Port komunikasi juga ditetapkan di lapisan ini (misal port 80 untuk HTTP, port 502 untuk Modbus TCP), sehingga aplikasi di lapisan atas tahu ke layanan mana data harus diberikan. Intinya, lapisan transport menjamin kualitas pengiriman data ujung-ke-ujung sesuai kebutuhan: mau yang andal (dengan TCP) ataupun yang cepat ringan (dengan UDP).

Lapisan 5: Sesi (Session Layer)

Lapisan sesi mengelola hubungan dialog atau sesi komunikasi antara dua endpoint (perangkat atau aplikasi) di jaringan. Ia bertanggung jawab untuk membuka, menjaga, dan mengakhiri sesi komunikasi serta mengatur sinkronisasi dialog. Dalam praktik, lapisan ini memastikan kedua belah pihak dapat memulai percakapan (handshaking), mempertahankan koneksi tetap aktif selama pertukaran data berlangsung, dan menutup koneksi dengan rapi setelah selesai. Lapisan sesi juga dapat mengelola pengecekan titik pemeriksaan (checkpoints) pada aliran data panjang, sehingga jika terjadi kegagalan di tengah jalan, transfer bisa dilanjutkan dari titik terakhir yang diketahui (tidak harus mengulang dari awal). Selain itu, fungsi lain termasuk manajemen nama jaringan (name resolution) pada beberapa model serta kontrol login/logoff pengguna dalam suatu sesi.

  • Contoh di industri: Pada banyak protokol modern, fungsi lapisan sesi sering tertanam dalam lapisan aplikasi atau transport. Namun, konsep sesi tetap penting. Misalnya, ketika sistem SCADA HMI di ruang kontrol terhubung ke PLC di lapangan, mereka membentuk session komunikasi — memastikan ada jalur komunikasi logis yang terpelihara selama operator memantau atau mengirim perintah. Protokol OSI asli memiliki contohnya seperti RPC (Remote Procedure Call) atau NetBIOS session untuk manajemen sesi. Dalam konteks industri oil & gas, kita bisa menganalogikan lapisan sesi seperti meeting telepon antara dua sistem: lapisan sesi memastikan “panggilan” tersambung, menjaga agar keduanya tetap nyambung saat bertukar data (misal SCADA polling data sensor tiap detik), dan menutup sambungan dengan benar saat selesai. Sebagai contoh lain, OPC UA (protokol komunikasi industrial modern) memiliki konsep sesi keamanan: ketika client OPC UA (misal aplikasi SCADA) terhubung ke server OPC UA (misal PLC atau gateway), mereka membentuk sesi yang diauthentikasi dan memiliki timeout Meskipun di implementasi nyata lapisan sesi jarang terlihat terpisah, pemahaman konsep ini membantu kita mengerti pentingnya menjaga keterhubungan yang stabil antara dua titik komunikasi.

Lapisan 6: Presentasi (Presentation Layer)

Lapisan presentasi berfungsi sebagai penerjemah data – ia memastikan data yang dikirim oleh aplikasi di satu pihak dapat dimengerti oleh aplikasi di pihak lain dengan format yang benar. Ini mencakup tugas untuk mentranslasi format data, enkode/dekode informasi, kompresi/dekompresi data, hingga enkripsi/dekripsi demi keamanan. Bisa dibilang, lapisan presentasi adalah tempat terjadinya konversi data ke bentuk yang disepakati bersama sebelum dikirim, dan mengubahnya kembali ke bentuk asli saat diterima. Hal ini penting karena perangkat atau sistem berbeda mungkin memiliki representasi data yang berbeda (misal format encoding karakter, struktur bilangan, dll). Dengan adanya lapisan ini, perbedaan tersebut dijembatani sehingga aplikasi tidak salah menafsirkan data.

  • Contoh di industri: Bayangkan sistem SCADA di pusat menerima data dari berbagai sensor dan PLC yang mungkin memiliki format berbeda – misalnya nilai suhu dikirim sebagai integer 16-bit dari satu perangkat, dan sebagai floating point 32-bit dari perangkat lain. Fungsi lapisan presentasi akan mengubah data tersebut ke format yang konsisten dan dimengerti oleh aplikasi SCADA (misalnya semua dikonversi ke format IEEE floating point yang standar). Enkripsi data juga merupakan peran penting lapisan presentasi: dalam industri minyak dan gas yang semakin terhubung internet, keamanan data menjadi krusial. Bila sebuah RTU di lapangan mengirim data ke server SCADA melalui jaringan publik, protokol keamanan seperti TLS/SSL dapat digunakan untuk mengenkripsi data di lapisan presentasi, sehingga informasi sensitif (tekanan pipa, dll.) tidak terbaca jika disadap. Contoh lain, MIME dalam email (untuk encode lampiran binary menjadi teks) adalah fungsi presentasi. Dalam konteks HTTP di web, format data seperti JSON atau XML yang digunakan aplikasi web juga bisa dianggap bagian dari fungsi presentasi (memastikan struktur data difahami kedua pihak). Singkatnya, lapisan 6 menjamin data yang ditransmisikan berada dalam format yang tepat, aman, dan dapat dimengerti oleh penerima.

Lapisan 7: Aplikasi (Application Layer)

Lapisan aplikasi adalah lapisan tertinggi dalam model OSI, yang berinteraksi langsung dengan perangkat lunak aplikasi maupun pengguna akhir. Fungsi utamanya adalah menyediakan antarmuka dan layanan bagi program aplikasi untuk menggunakan jaringan. Di sinilah data dalam bentuk user-friendly dibuat atau digunakan, dan protokol-protokol tingkat tinggi bekerja. Lapisan aplikasi tidak merujuk pada aplikasi itu sendiri, melainkan protokol yang dijalankan aplikasi untuk berkomunikasi melalui jaringan. Berbagai service jaringan berada di lapisan ini, seperti layanan web, email, transfer file, database, dan sebagainya.

scada

  • Contoh di industri: Banyak protokol komunikasi industrial beroperasi di lapisan aplikasi. Contohnya, HTTP (HyperText Transfer Protocol) yang merupakan protokol di balik web ada di lapisan 7; dalam industri oil & gas, HTTP bisa digunakan untuk antarmuka web SCADA atau IIoT dashboard yang memonitor aset lapangan melalui browser. Modbus (protokol populer untuk komunikasi PLC) berada di lapisan aplikasi – ketika Modbus digunakan (baik Modbus/RTU via serial atau Modbus/TCP via Ethernet), format perintah baca-tulis registrasi Modbus adalah fungsi lapisan aplikasi, meskipun pengirimannya ditangani lapisan di bawahnya. OPC UA dan MQTT (untuk IIoT) adalah contoh protokol lapisan aplikasi yang banyak dipakai di sektor energi untuk mengirim data sensor dan kontrol secara terstruktur. Contoh lain termasuk SMTP (untuk email alarm/security), FTP (untuk transfer file log), atau DNS (untuk resolusi nama domain, meski di level industrial jarang digunakan langsung oleh PLC). Pada sistem SCADA, aplikasi HMI yang menampilkan grafik dan alarm berkomunikasi dengan PLC melalui protokol lapisan aplikasi (sering propriety atau standard seperti OLE for Process Control/OPC). Intinya, lapisan aplikasi inilah yang menjadi jembatan antara program pengguna dengan jaringan – memastikan aplikasi dapat mengirim perintah atau data ke aplikasi lain melalui semua lapisan di bawahnya. Tanpa lapisan aplikasi, pengguna tidak dapat memanfaatkan jaringan karena tidak ada aturan bahasa komunikasi di level pengguna.

Kesimpulan: Pentingnya OSI Layer dalam Dunia Instrumentasi

Memahami tujuh lapisan model OSI membantu mahasiswa dan praktisi instrumentasi untuk melihat gambaran besar bagaimana data berjalan dari sensor hingga ke dashboard. Meskipun dalam implementasi nyata TCP/IP lebih sering disebut (dengan hanya 4-5 layer), konsep OSI tetap relevan sebagai panduan belajar. Di industri oil & gas, jaringan komunikasi untuk instrumentasi (seperti PLC ke SCADA, atau sistem kontrol terdistribusi) dapat dipecah analisanya menggunakan model OSI: jika terjadi masalah komunikasi, kita bisa cek mulai dari lapisan fisik (apakah kabel putus?), lapisan data link (apakah ada collision di network?), lapisan network (setting IP benar belum?), hingga aplikasi (apakah protokol/scada software berjalan semestinya?). Setiap lapisan memiliki peran tersendiri namun bekerja secara berurutan membentuk satu kesatuan komunikasi. Dengan bahasa yang mudah, bisa disimpulkan:

  • Lapisan 1 (Fisik) – media dan sinyal (contoh: kabel, WiFi).
  • Lapisan 2 (Data Link) – pengiriman data antar perangkat satu jaringan (contoh: Ethernet frame).
  • Lapisan 3 (Network) – pengalamatan & routing antar jaringan (contoh: IP address).
  • Lapisan 4 (Transport) – keandalan koneksi end-to-end (contoh: TCP vs UDP).
  • Lapisan 5 (Session) – manajemen sesi komunikasi (contoh: sesi SCADA client-server).
  • Lapisan 6 (Presentation) – format dan keamanan data (contoh: enkripsi TLS, format data sensor).
  • Lapisan 7 (Application) – protokol aplikasi untuk pengguna (contoh: HTTP, Modbus, OPC UA).

Dengan pemahaman ini, mahasiswa instrumentasi dapat lebih mudah mendalami topik jaringan, mengonfigurasi sistem kontrol industri dengan tepat, serta melakukan troubleshooting jika terjadi kendala komunikasi. Model OSI memberikan landasan pemikiran terstruktur sehingga ketika terjun ke lapangan, Anda dapat menguraikan masalah komunikasi menurut lapisan-lapisannya. Semoga panduan mengenai 7 lapisan OSI ini bermanfaat dan mudah dipahami, sehingga Anda lebih siap menghadapi tantangan teknologi komunikasi di industri oil & gas yang kian terhubung. Selamat belajar dan terapkan ilmu ini dalam sistem jaringan instrumentasi Anda!

🧠 Diskusi: Model OSI 7 Lapisan

🔹 Pertanyaan Dasar

  1. Apa itu Model OSI? Mengapa dibuat dan fungsi utamanya dalam komunikasi jaringan?
    (OSI dikembangkan oleh ISO sebagai kerangka acuan networking berbasis 7 lapis, memfasilitasi interoperabilitas dan troubleshooting) WikipediaAmazon Web Services, Inc.

🔹 Memahami Setiap Lapisan

  1. Lapisan Fisik (Physical Layer – Layer 1)
  2. Lapisan Data Link (Layer 2)
    • Apa tugas utama dari layer ini seperti framing, MAC addressing, dan error control?
    • Kenapa switch Layer-2 bekerja di lapisan ini? Wikipediabisaioti.com
  3. Lapisan Network (Layer 3)
  4. Lapisan Transport (Layer 4)
  5. Lapisan Session (Layer 5)
    • Apa fungsi manajemen sesi: inisiasi, kontrol dialog, sinkronisasi, dan recover pada komunikasi aplikasi? Wikipedia
  6. Lapisan Presentation (Layer 6)
    • Bagaimana layer ini menangani translasi, enkripsi, dan kompresi data agar aplikasi bisa memahami format komunikasi lawan? WikipediaCloudflare
  7. Lapisan Application (Layer 7)

🔹 Analisis Hubungan Antar-Lapisan

  1. Bagaimana data berpindah dari pengirim ke penerima melalui model OSI? Jelaskan encapsulation/de‑encapsulation dan header/footer yang ditambahkan tiap lapisan. WikipediaAmazon Web Services, Inc.
  2. Kenapa model OSI penting untuk troubleshooting jaringan? Berikan contoh masalah nyata dan lapisan mana yang mungkin jadi sumbernya (misal: ping failure vs aplikasi web lambat). ImpervaCloudflare

🔹 Hubungan dengan Teknologi dan Industri

  1. Switch Layer-2 vs Switch Layer-3:
    • Di lapisan OSI mana switch tersebut bekerja?
    • Apa perbedaan berdasarkan jenis switching yang dilakukan? bisaioti.com
  2. Protokol SCADA / IoT industri sering beroperasi pada lapisan aplikasi (5‑7), sementara komunikasi fisik seperti Ethernet adalah lapisan fisik. Diskusikan contohnya. bisaioti.com+1

🔹 Kasus & Studi Kasus

  1. Skenario troubleshooting: Misal laptop tidak bisa akses internet:
    • Coba identifikasi jika masalah ada di lapisan fisik, data link, network, atau transport.
    • Apa langkah praktis untuk pengecekan?
  2. Desain jaringan IoT/Smart Factory:
    • Jika sistem terdiri dari sensor, PLC, gateway, dashboard cloud—lapisan OSI mana bekerja di mana?
    • Bagaimana format data bergerak dari sensor hingga ke aplikasi? bisaioti.com+1

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *