Mengapa Catu Daya 24V DC Digunakan di Panel Kontrol Industri?

Dalam otomasi industri, catu daya 24 volt DC telah menjadi standar untuk panel kontrol dan sistem PLC. Tegangan 24V DC dianggap tinggi cukup untuk menyalakan berbagai peralatan elektronik (sensor, PLC, aktuator) dan cukup rendah untuk mengurangi risiko kecelakaan listrik. Seperti terlihat pada gambar di bawah, sistem mesin industri sering menggunakan PLC dengan catu daya 24V DC untuk mengontrol proses (sensor input, aktuator output, dan tampilan HMI) tanpa bahaya tegangan tinggi.

power supply 24VDC

Gambar: Contoh mesin industri dengan panel kontrol (PLC) yang bekerja pada catu daya 24V DC.

Ads Jadwal Training bisaioti Offline
NoMateriTanggalWaktuHargaLokasiViewAction
1IOT PLC SCADA Siemens7-8 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/siemens/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-siemens/
2IOT PLC SCADA Omron14 - 15 Juni 202508.00 - 16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/omron/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-omron/
3IOT PLC SCADA Schneider21-22 Juni 202508.00 -16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/schneider/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-schneider/
4IOT PLC SCADA Allen Bradley28-29 Juni 202508.00-16.002000000Surabayahttps://bisaioti.com/kursus-plc/allen-bradly/fast-track/https://lab.bisaioti.com/courses/training-iot-plc-scada-allen-bradley/

Keamanan Sentuh dan Tegangan Rendah

Tegangan 24V DC termasuk kategori extra-low voltage yang aman disentuh. Resiko sengatan listrik pada 24V DC hampir tidak ada untuk kondisi kerja normal. Berbeda dengan 120VAC yang berbahaya, arus pada 24V DC sangat terbatas sehingga tidak memicu luka bakar atau luka fatal dalam keadaan normal. Standar internasional mensyaratkan catu daya 24V harus berjenis SELV/PELV (Safety Extra/Protective Extra Low Voltage) dan current-limited (kelas 2). Artinya, setiap catu 24V DC modern dibangun dengan mekanisme pembatasan arus (misalnya <4A) sehingga mencegah arus lebih besar dari ambang aman. Kombinasi tegangan rendah dan arus terbatas ini membuat panel kontrol industri 24V DC relatif bebas risiko sengatan tanpa perlindungan khusus seperti pakaian insulasi.

Selain itu, sistem 24V DC hampir tidak menghasilkan percikan atau busur listrik yang berbahaya saat kontak putus-sambung. Energi busur dari 24V jauh lebih kecil dibanding AC tegangan lebih tinggi. Dengan demikian, teknisi dapat bekerja di sekitar panel kontrol 24V tanpa kekhawatiran tinggi akan ledakan listrik atau nyala api. Singkatnya, penggunaan 24V DC meningkatkan keselamatan, karena “voltase rendah sehingga risiko kejutan listrik hampir tidak ada”.

Efisiensi Termal dan Desain Ringkas

Catu daya 24V DC biasanya dibuat dengan teknologi switching (SMPS) yang hemat ruang dan efisien. Power supply 24V modern memiliki efisiensi sangat tinggi, sering di atas 90%, sehingga hanya sedikit daya yang terbuang sebagai panas. Efisiensi tinggi ini berarti kerugian panas rendah di dalam panel kontrol: komponen tahan terhadap stres termal lebih rendah dan keandalan sistem meningkat. Hasilnya, penampang instalasi dalam panel menjadi lebih ringkas. Misalnya, catu daya tinggi 96% memungkinkan ukuran modul DC lebih kecil. Dengan ukuran kecil dan pendinginan pasif (no kipas), panel PLC dapat dibuat kompak tanpa ventilasi besar.

Biaya pun lebih hemat karena catu daya 24V DC (khususnya yang dikemas dalam modul DIN-rail) relatif murah dibanding transformator daya tinggi. Portofolio produk DC untuk industri menawarkan banyak pilihan mulai dari modul 5W hingga puluhan kW dengan harga bersaing. Intinya, desain switching 24V DC yang kompak dan efisien biaya membuatnya ideal untuk panel kontrol industri.

Tegangan Stabil dan Kebisingan Rendah

Karena menggunakan listrik searah, suplai 24V DC memberikan tegangan yang stabil dan halus ke perangkat kontrol. Catu daya switching menyediakan tegangan keluaran 24V yang terregulasi rapat tanpa fluktuasi fase AC. Ini berarti input PLC dan sensor digital mendapatkan tegangan konstan, sehingga pembacaan sinyal menjadi lebih akurat dan tidak terganggu oleh noise gelombang AC. Filter internal pada catu daya DC juga menyaring fluktuasi dan gangguan listrik, menghasilkan suplai yang nyaris bebas desisan (“noise-free”). Pada dasarnya, 24V DC adalah bentuk tegangan rendah terbaik untuk aplikasi elektronik sensitif karena “memberikan tegangan stabil, ideal untuk komponen elektronik”.

Pada sisi lain, kerugian tegangan di kabel 24V DC harus diperhatikan. Karena voltase relatif rendah, tiap resistansi kabel menurunkan tegangan lebih signifikan dibanding sistem 120VAC. Oleh karena itu, pada jarak kabel panjang, perlu menggunakan penampang kabel lebih besar atau arsitektur I/O tersebar (distributed I/O) agar kehilangan tegangan minimal. Meski demikian, keuntungannya tetap besar karena kontrol panel jadi lebih terpercaya dan bebas fluktuasi AC.

Mendukung Sensor, Katup, dan Transmitter Industri

Catu daya 24V DC sangat pas untuk menghidupkan perangkat lapangan berdaya rendah seperti sensor dan aktuator dalam otomasi. Sebagian besar sensor industri (proximity, fotoelektrik, termokopel aktif, dsb.) dirancang untuk tegangan 24V DC. Di panel PLC, modul input digital PLC menggunakan catu daya 24V untuk mendeteksi sinyal dari sensor-sensor ini (sinyal ON/OFF). Sebaliknya, output PLC (relay, contactor, atau transistor output) sering kali mengaktifkan solenoid valve, katup udara, motor pompa kecil, atau indikator lampu yang juga bertegangan 24V. Misalnya, dalam sistem pengisian botol otomatis, sensor fotolistrik 24V memberitahu PLC saat botol sampai di posisi yang benar, dan PLC kemudian mengaktifkan solenoid valve katup 24V untuk mengeluarkan cairan.

Catu 24V juga umum untuk loop transmisi sinyal analog, seperti transmiter tekanan atau aliran yang menghasilkan sinyal 4–20 mA. Biasanya, transmiter ini diberi daya loop dengan sumber 24V DC. Artinya, modul input analog PLC membutuhkan 24V sebagai catu loop ke sensor-sensor analog tersebut. Kombinasi ini membuat seluruh jaringan sensor–PLC–aktuator konsisten pada 24V DC. Dengan kata lain, menggunakan 24V memudahkan integrasi banyak perangkat industri yang memang dihadirkan oleh produsen dengan rating 24V (keseragaman ini mempercepat pengadaan dan pemasangan).

Kompatibilitas dengan Baterai dan UPS

Salah satu keuntungan praktis 24V DC adalah kemampuannya untuk kompatibel dengan sumber daya cadangan, seperti baterai atau UPS. Rangkaian baterai dapat dengan mudah disusun seri (misalnya dua baterai 12V = 24V) untuk menyediakan daya darurat ke panel kontrol. Demikian pula, UPS industri sering menawarkan output 24V DC untuk menjaga operasional PLC saat listrik mati. Keuntungan ini tidak dimiliki sistem AC konvensional yang memerlukan inverter rumit. Sebagai hasilnya, sistem 24V DC dapat tetap aktif beberapa menit hingga berjam-jam saat terjadi pemadaman, menjaga keamanan proses dan memungkinkan shutdown terkontrol.

Sebagai contoh aplikasi, sistem kontrol panel di tempat penanganan air mungkin memasang baterai cadangan 24V untuk menjaga PLC dan sensor kebocoran tetap aktif meski listrik padam. Fleksibilitas catu 24V yang “dapat dioperasikan dari baterai maupun catu daya jaringan”ini sangat berguna di lapangan.

Kekurangan Tegangan 24V DC

Walau banyak keunggulan, ada juga beberapa keterbatasan. Pertama, penurunan tegangan (voltage drop) pada kabel panjang lebih terasa pada 24V. Seperti disebutkan sebelumnya, arus yang melewati kawat akan menurunkan tegangan proporsional dengan resistansi. Jika jarak kabel input sensor atau penggerak aktuator terlalu panjang, tegangan di ujung akan kurang dari 24V, berpotensi menyebabkan sensor tidak terdeteksi atau valve tidak sepenuhnya terbuka. Solusinya bisa pakai kabel lebih tebal atau menempatkan remote I/O dekat ke perangkat lapangan agar penampang kabel lebih pendek.

Kedua, 24V DC tidak cocok untuk beban daya besar. Sebagai contoh, motor-motor besar atau pemanas industri membutuhkan arus sangat tinggi jika ditenagai hanya 24V, menjadikannya tidak praktis (kerugian kabel akan besar dan perlengkapan relai/solenoid berukuran besar perlu desain khusus). Sebuah solenoid katup berdaya besar (misalnya actuator mesin berat) akan menghisap arus jauh lebih besar di 24V dibanding 120VAC. Oleh karena itu, beban berat seperti motor utama biasanya tetap menggunakan tegangan AC yang lebih tinggi. Ringkasnya, resiko drop tegangan dan arus tinggi adalah keterbatasan 24V DC pada aplikasi daya besar.

Aplikasi 24V DC dalam Sistem PLC

Dalam penerapannya, catu 24V DC menyediakan pasokan listrik untuk hampir semua modul I/O di panel PLC. Pada modul input digital, 24V DC digunakan sebagai referensi untuk membaca kondisi sensor (misalnya sensor NPN/P-N). Modul output digital PLC juga sering menyalurkan 24V DC ke aktuator (seperti kontak relai 24V, solenoid valve 24V, atau motor DC kecil). Untuk I/O analog, banyak transduser (seperti suhu, tekanan, atau aliran) membutuhkan loop power 24V DC untuk mengirim sinyal 4–20 mA ke PLC. Dengan demikian, satu catu 24V DC di dalam panel bisa mendukung hubung-lintas rangkaian sinyal dan kontrol: PLC, sensor, katup, dan transmitter semua menggunakan tegangan yang sama. Misalnya, dalam pabrik pengolahan makanan, sensor level tangki 24V mengirim data ke PLC, sementara PLC mengaktifkan pompa dan katup 24V untuk menjaga proses berjalan. Pola seperti ini sangat lazim di lapangan—yaitu kedua sisi elektronik lapangan (input maupun output) menggunakan catu 24V, sehingga desain panel menjadi konsisten dan sederhana.

Kesimpulan

Penggunaan catu daya 24V DC di panel kontrol PLC menawarkan banyak manfaat. Tegangan ini memberikan keamanan tinggi kepada teknisi karena risiko sengatan yang rendah, serta menghilangkan bahaya busur listrik besar. Catu 24V bersifat efisien dan compact, memproduksi panas sedikit, sehingga panel kontrol bisa dibuat ringkas dan andal. Tegangan 24V tetap stabil dan bersih, cocok untuk perangkat elektronik sensitif. Di sisi lain, 24V ideal untuk mensuplai sensor, aktuator, dan transmitter industri yang memang dirancang untuk tegangan ini, serta mudah dikombinasikan dengan baterai atau UPS untuk cadangan. Meskipun memiliki keterbatasan seperti turunnya tegangan pada kabel panjang dan ketidakmampuan menyalakan beban berat, keunggulan keselamatan dan kemudahannya membuat 24V DC tetap menjadi pilihan utama dalam desain panel kontrol otomasi industri.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *